Friday, September 19, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

AS Veto Resolusi PBB Soal Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Jumat, 19 September 2025 15.54
as_veto_resolusi_pbb_soal_gencatan_senjata_permanen_di_gaza

Pertemuan Dewan Keamanan PBB membahas situasi di Timur Tengah. (foto:news.un/mistar)

news_banner

New York, MISTAR.ID

Amerika Serikat (AS) kembali menggunakan hak veto terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuntut gencatan senjata segera, permanen, dan tanpa syarat di Jalur Gaza.

Resolusi itu juga meminta Israel mencabut seluruh pembatasan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina tersebut.

Pemungutan suara dilakukan Kamis (18/9/2025) waktu setempat. Dari 15 anggota DK PBB, 14 negara mendukung rancangan resolusi yang disusun 10 anggota tidak tetap. Hanya AS yang menolak. Ini merupakan kali keenam Washington memveto resolusi terkait perang Gaza dalam hampir dua tahun terakhir.

Resolusi itu juga menyerukan pembebasan segera, bermartabat, dan tanpa syarat seluruh sandera yang masih ditahan Hamas dan kelompok militan lainnya.

Duta Besar Denmark untuk PBB, Christina Markus Lassen, menegaskan sebelum voting bahwa kondisi Gaza telah mencapai titik krisis.

“Kelaparan telah dipastikan terjadi di Gaza bukan proyeksi atau deklarasi, tetapi fakta yang terkonfirmasi,” ujarnya.

Lassen menambahkan, operasi militer Israel di Kota Gaza semakin memperburuk penderitaan warga sipil, menciptakan bencana kemanusiaan yang mendesak aksi nyata komunitas internasional.

Alasan Veto AS

Meski pekan lalu Washington mendukung pernyataan bersama DK PBB yang mengecam serangan terhadap Qatar, kali ini AS kembali membela Israel. Konselor Misi AS untuk PBB sekaligus Wakil Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Morgan Ortagus, menyebut resolusi itu tidak seimbang.

“Resolusi ini gagal mengutuk Hamas atau mengakui hak Israel untuk membela diri, dan justru melanggengkan narasi palsu yang menguntungkan Hamas,” ucap Ortagus.

Ia menegaskan perang bisa segera berakhir bila Hamas membebaskan sandera dan meletakkan senjata.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyatakan ketidakpuasan atas sikap Dewan Keamanan terkait serangan ke Qatar. Danon juga mengkonfirmasi bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB pekan depan, sebelum bertolak ke Washington untuk bertemu Presiden Donald Trump pada 29 September.

Perang Gaza pecah sejak 7 Oktober 2023 setelah serangan Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang, menurut data Israel. Hingga kini, otoritas kesehatan Palestina menyebut lebih dari 64.000 warga, mayoritas sipil, tewas akibat agresi Israel.

DK PBB dijadwalkan kembali menggelar pertemuan tingkat tinggi membahas Gaza pada Selasa depan di New York, bertepatan dengan kehadiran para pemimpin dunia dalam Sidang Umum. (**/hm16)

REPORTER: