Saturday, May 17, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Penggerebekan Batu Goncang di Yanglim Plaza, Raksahum Desak Audit Investigasi dan Keadilan Hukum

journalist-avatar-top
Sabtu, 17 Mei 2025 12.19
penggerebekan_batu_goncang_di_yanglim_plaza_raksahum_desak_audit_investigasi_dan_keadilan_hukum

Keluarga menuntut keadilan. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Penggerebekan permainan Batu Goncang di Food Court Yanglim Plaza beberapa waktu lalu, memicu gelombang reaksi dari masyarakat sipil.

Organisasi Rakyat untuk Keadilan dan Supremasi Hukum (Raksahum) menyatakan sikap dan mengajukan permohonan resmi kepada Kapolda Sumatera Utara untuk melakukan audit investigasi menyeluruh terkait kasus ini.

Raksahum mendukung penuh aparat kepolisian dalam memberantas segala bentuk perjudian. Namun, mereka menuntut kejelasan dan keadilan dalam penanganan kasus yang dianggap sarat ketimpangan.

“Untuk mencegah kemungkinan adanya rekayasa kasus, kami meminta identifikasi jelas terhadap siapa pemenang yang menukarkan hadiah dengan uang, serta pihak pengelola yang memfasilitasi transaksi tersebut,” ujar Aktivis Raksahum, Johan Merdeka dalam keterangannya yang diterima Mistar, Sabtu (17/5/2025).

Dikatakannya, mereka juga menyoroti pentingnya rekaman CCTV yang telah diamankan sebagai bukti utama dalam mengungkap fakta. Dari 29 orang yang diamankan dalam penggerebekan tersebut, 19 di antaranya telah dibebaskan—sebagian besar adalah pemain Batu Goncang.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar apakah pemeriksaan terhadap 19 orang tersebut menunjukkan tidak adanya unsur perjudian? "Jika iya, mengapa 10 orang lainnya yang memberikan keterangan serupa masih ditahan?" ucapnya.

Raksahum memohon agar Kapolda Sumut mempertimbangkan pembebasan atau setidaknya penangguhan penahanan terhadap 10 orang yang masih ditahan.

Mereka menekankan bahwa para tahanan tersebut adalah kepala keluarga dan tulang punggung ekonomi rumah tangga masing-masing.

Johan Merdeka juga melontarkan kritik tajam terhadap ketimpangan penegakan hukum terkait aktivitas serupa di Cemara Asri. "Kalau memang itu judi, kenapa di Cemara Asri tidak ditangkap, padahal permainannya sama?" katanya.

Johan Merdeka meyakini kasus ini akan menjadi sorotan tajam masyarakat sipil dalam waktu dekat, dengan desakan agar hukum ditegakkan secara adil, tanpa tebang pilih. (rel/hm24)

REPORTER: