Wednesday, October 15, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Penganiaya Lurah yang Didorong Masuk ke Selokan Ternyata Pelatih Karate, Begini Pengakuannya

Mistar.idRabu, 15 Oktober 2025 19.54
RA
AS
penganiaya_lurah_yang_didorong_masuk_ke_selokan_ternyata_pelatih_karate_begini_pengakuannya

Pelaku Mawardi saat diinterogasi petugas di Polsek Medan Timur. (foto: putra/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Penganiaya Lurah Perintis, Kecamatan Medan Timur, merupakan pelatih Karate di kawasan tempat tinggalnya. Ia diketahui bernama Mawardi (sebelumnya disebut inisial A), 61 tahun, warga Lingkungan I, Jalan Madukoro, Perintis.

Mawardi mengaku kesal dengan perlakuan perangkat Kelurahan di tempat tinggalnya. Pasalnya, pencabutan polisi tidur yang sebelumnya terpasang tanpa pemberitahuan terhadapnya. Menurutnya, pemasangan polisi tidur itu dilakukan setelah permohonannya kepada kepling.

"Saya merasa keberatan karena dicabut Lurah. Disitu banyak polisi tidur, kenapa punya saya saja yang dicabut. Saya punya cucu banyak, sering naik sepeda. Anak-anak itu sering naik kereta kencang-kencang. Kalau udah ketabrak nanti hanya bilang O, nggak pernah bilang A. Pemasangan itu awalnya mohon sama kepling, dipasang kepling," katanya kepada mistar, Rabu (15/10/2025).

Menurutnya, video yang viral di media sosial merupakan insiden kedua. Insiden pertama, ia dipiting yang membuatnya emosi.

"Saya tidak diberitahukan itu dicabut. Kalau memang ada paku yang muncul, silakan ditokok (diperbaiki) balik. Tapi kok langsung dicabut. Itu video viral yang kedua. Yang pertama saya luan dipiting, karena cucu saya nggak pandai ngerekam," tuturnya.

Meski begitu, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pelatih Karate itu mengaku menyesal. Ia pun meminta maaf kepada Lurah Perintis, Muhammad Fadli atas kekhilafan yang dilakukannya.

"Tapi itu semua sudah terjadi, saya minta maaf, saya khilaf karena saya emosi," ucapnya.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN