Wall Street Melemah Setelah Cetak Rekor Tertinggi

Seorang pedagang berjalan di lantai perdagangan di New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City, AS, pada Agustus 2022 lalu. (foto:reuters/andrewkelly/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kontrak berjangka Wall Street mengalami penurunan pada Jumat pagi waktu setempat, setelah ketiga indeks utama Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi pada sesi sebelumnya.
Hal ini terjadi di tengah rilis data ekonomi yang tidak cukup kuat untuk menghilangkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Pada Kamis (11/9/2025), reli saham Tesla dan Micron Technology (MU.O) mendorong penguatan pasar. Selain itu, laporan inflasi bulanan tetap menjaga The Fed berada di jalur untuk memangkas suku bunga pada pertemuan minggu depan.
Pasar saat ini telah memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, menyusul sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga: Saham Global Menguat Jelang Potensi Penurunan Suku Bunga AS, Emas Mendekati Rekor Tertinggi
Namun, data penggajian nonfarm untuk bulan Agustus yang mengecewakan telah memunculkan spekulasi pemangkasan suku bunga yang lebih besar, yakni sebesar 50 basis poin. Kemungkinan tersebut kini mencapai 7,5% menurut alat FedWatch dari CME.
Pasca rilis data inflasi terbaru, pasar memperkirakan akan ada tiga kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 0,25 poin pada sisa pertemuan The Fed tahun ini.
Sementara itu, sebagaimana dilansir Reuters, pembacaan awal survei sentimen konsumen dari University of Michigan dijadwalkan akan dirilis hari ini, Jumat (12/9/2025).
Hingga pukul 05.27 pagi waktu setempat (ET), kontrak berjangka Dow E-minis turun 76 poin (0,16%), S&P 500 E-minis melemah 8,5 poin (0,13%), dan Nasdaq 100 E-minis terkoreksi 14 poin (0,06%).
Ketiga indeks utama masih berpeluang mencatatkan penguatan pada pekan kedua September. Kinerja ini banyak ditopang oleh bangkitnya perdagangan saham berbasis kecerdasan buatan (AI), terutama setelah perusahaan komputasi awan Oracle (ORCL.N) merilis proyeksi optimis pada Selasa lalu.
Optimisme ini memicu reli saham-saham semikonduktor yang terkait AI serta perusahaan utilitas yang menopang kebutuhan pusat data. Hal ini menjadikan sektor teknologi informasi dalam indeks S&P 500 (.SPLRCT) sebagai salah satu sektor dengan kinerja terbaik minggu ini.
Indeks utama juga berada di wilayah positif sejauh ini pada bulan September — bulan yang secara historis dikenal kurang bersahabat bagi saham-saham AS. Sejak tahun 2000, indeks acuan S&P 500 rata-rata turun 1,5% pada bulan ini, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.
Beberapa saham yang mencuri perhatian antara lain:
- Warner Bros Discovery (WBD.O) melonjak 4% dalam perdagangan pra-pasar, memperpanjang kenaikan lebih dari 28% pada hari Rabu. Kabar beredar bahwa Paramount Skydance (PSKY.O) sedang menyiapkan tawaran akuisisi terhadap studio Hollywood tersebut.
- Adobe (ADBE.O) naik 4,2% setelah meningkatkan proyeksi laba dan pendapatan tahunan.
- Microsoft (MSFT.O) menguat tipis 1,6% setelah mencapai kesepakatan non-mengikat dengan OpenAI, memungkinkan perusahaan untuk merestrukturisasi dirinya menjadi entitas nirlaba. (*)
BERITA TERPOPULER









