Monday, October 20, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Rupiah Menguat ke Rp16.575 per Dolar AS, Didukung Optimisme Perundingan Dagang AS–China

Mistar.idSenin, 20 Oktober 2025 21.10
journalist-avatar-top
rupiah_menguat_ke_rp16575_per_dolar_as_didukung_optimisme_perundingan_dagang_aschina

Permasalahan sektor perbankan AS yang dimaksud adalah kebangkrutan dari First Brands Group dan Tricolor Holdings yang menyeret nama-nama korporasi bank besar seperti JP Morgan, Bank of America, dan Jefferies. (Foto: Liputan6.com)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (20/10/2025). Penguatan ini ditopang oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa perundingan dengan China akan tetap berjalan sesuai rencana.

Mengutip data Antara, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,09% ke posisi Rp16.575 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.590 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah juga tercatat naik tipis ke level Rp16.585 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.590 per dolar AS.

Dampak Sentimen Perdagangan AS–China

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan rupiah terjadi setelah pernyataan Trump yang menyoroti ketidaksepakatannya terhadap tarif tinggi pada impor China.

“Trump menilai tarif tinggi terhadap China tidak berkelanjutan dan mengisyaratkan adanya kemungkinan penurunan tarif jika Beijing memberikan konsesi baru saat kunjungannya ke Asia,” ujar Ibrahim.

Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua pekan ke depan, sementara Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengonfirmasi bahwa perundingan tingkat pejabat akan berlangsung pekan ini.

Faktor Domestik: Antisipasi Keputusan BI

Selain faktor eksternal, pelaku pasar juga menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan digelar pada 22 Oktober 2025.

“Pasar memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%,” kata Ibrahim.

Sementara itu, analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai penguatan rupiah juga didorong oleh meredanya kekhawatiran di sektor perbankan AS setelah kasus kebangkrutan First Brands Group dan Tricolor Holdings tidak menimbulkan efek sistemik besar.

“Sentimen pasar mulai membaik. Jika stabilitas sektor perbankan AS terus terjaga, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan,” ujar Lukman.

Proyeksi Nilai Tukar

Meski menguat, ruang penguatan rupiah diperkirakan masih terbatas. Investor cenderung berhati-hati menjelang keputusan suku bunga BI dan dinamika perundingan AS–China.

Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp16.500–Rp16.650 per dolar AS dalam jangka pendek, tergantung arah kebijakan moneter dan perkembangan global.

(hm17)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN