Pulihkan Kepercayaan Konsumen, LAPK Desak Pertamina Sumbagut Gelar Uji Petik BBM Secara Transparan

Ketua LAPK, Padian Adi Siregar. (foto: istimewa/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) mendesak PT Pertamina (Persero) Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) untuk segera melakukan langkah nyata dan transparan guna memulihkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM).
Desakan ini muncul menyusul dua kasus yang menimbulkan keresahan publik, yakni insiden ratusan motor 'brebet' di Jawa Timur dan dugaan kontaminasi BBM campur air di salah satu SPBU di Deli Serdang yang sempat viral di media sosial.
Ketua LAPK, Padian Adi Siregar, mengatakan rangkaian insiden tersebut telah memicu kekhawatiran dan ketidakpercayaan masyarakat di Medan dan Sumatera Utara setiap kali mengisi BBM di SPBU.
“Fenomena motor ‘brebet’ yang menimpa 462 konsumen di Jawa Timur, ditambah insiden BBM campur air di Deli Serdang, menunjukkan adanya masalah serius dalam komunikasi dan akuntabilitas publik Pertamina terkait jaminan mutu produknya,” ujar Padian, Selasa (4/11/2025).
Ia menilai, besarnya jumlah keluhan di Jawa Timur harus menjadi alarm bagi Pertamina Sumbagut untuk segera memperkuat pengawasan dan jaminan kualitas BBM di wilayah Sumatera Utara.
LAPK menuntut Pertamina agar segera melakukan uji petik (sampling) secara mendadak, acak, dan transparan di seluruh SPBU di Sumut. Hasil uji tersebut, tegas Padian, harus diumumkan secara terbuka kepada publik.
Menurutnya, langkah itu penting untuk mencegah munculnya informasi liar sekaligus memulihkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan dan mutu BBM.
Selain itu, LAPK juga meminta Pertamina membuka kanal komunikasi dan edukasi publik yang lebih meyakinkan, serta menyiapkan mekanisme ganti rugi yang cepat, mudah, dan menyeluruh bagi konsumen yang dirugikan.
Padian menegaskan, jika terbukti ada kerugian akibat kualitas BBM yang buruk, masyarakat berhak menuntut dan menggugat Pertamina sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. (hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Sejarah Budaya Thrifting di Indonesia























