Jelang Tahun Ajaran Baru, Permintaan Seragam Sekolah di Medan Meningkat Dua Kali Lipat

Salah satu pegawai di UD. Hesty sedang menjahit baju sekolah. (Foto: Susan/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Menjelang tahun ajaran baru, permintaan seragam sekolah di Kota Medan melonjak drastis. Kenaikan ini dirasakan para produsen lokal, seperti UD. Hesty, yang harus menggandakan jumlah produksi untuk memenuhi lonjakan kebutuhan dari hari biasa.
“Produksinya tiap hari. Tapi masa penerimaan murid baru tentu lebih meningkat. Umpamanya hari biasa 100 persen, kalau lagi penerimaan murid baru bisa 250 persen,” kata Yulvini Nur, pemilik UD. Hesty kepada Mistar, Rabu (9/7/2025).
Konveksi yang fokus memproduksi seragam SD, SMP, dan SMA ini juga menjalin kerja sama dengan beberapa sekolah di Medan, seperti Al Ulum, Sandhy Putra, Muhammadiyah, dan Univa. Namun, jangkauan pemasaran mereka masih terbatas di wilayah Kota Medan saja.
“Kerjasama kita hanya sama yang di Kota Medan saja, belum sempat kita menjajaki keluar kota,” tuturnya.
Di sini harga seragam ditetapkan berdasarkan ukuran pakaian. Untuk satu pasang seragam SD ukuran kecil, harga dibanderol mulai dari Rp135.000, sementara ukuran besar bisa mencapai Rp260.000 hingga Rp270.000.
Yulvini menegaskan mereka tidak melayani permintaan seragam dengan bahan kualitas lebih rendah demi menekan harga. Ia berkomitmen untuk tetap konsisten menggunakan satu bahan dengan kualitas terbaik saja.
“Kami nggak ngeladenin yang seperti itu. Dengan bahan yang sama-sama putih kita bisa tebak mana yang kualitas bagus. Nanti kita kasih yang itu, dia akan kecewa,” ujarnya.
Konveksi milik Yulvini kini memiliki 27 pegawai dengan bidang kerja masing-masing mulai dari penjahit, tukang potong, bordir, dan lainnya. Satu orang penjahit UD Hesty, dapat menyelesaikan sekitar 20 hingga 25 baju.
Selain grosiran, UD. Hesty juga menjual seragam eceran. Salah seorang pembeli, Dewi, 46 tahun, mengaku membeli seragam di UD. Hesty karena lebih dekat dengan rumah dan sekolah anaknya.
“Saya beli seragam untuk anak saya yang mau masuk SMP,” ucapnya.
Dewi mengatakan sebelumnya pernah membeli seragam di tempat yang sama untuk anak pertamanya.
“Untuk kualitas baju bagus, beda sama yang di pasar. Kadang ada dia yang kurang menyerap keringat, jadi risih makenya,” ujarnya lagi. (susan/hm25)