Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Ini Biang Kerok Angka Kemiskinan Naik di Sumut

journalist-avatar-top
Jumat, 25 Juli 2025 14.44
ini_biang_kerok_angka_kemiskinan_naik_di_sumut

Ilustrasi inflasi. (Foto: Shuttershock/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) menyampaikan ada beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terkait tingkat kemiskinan periode September 2024 hingga Maret 2025, salah satunya inflasi pada Maret 2025.

Statistik Ahli Utama BPS Sumut, Misfarudin, menyampaikan secara year on year (y-o-y), inflasi Sumut terkendali di angka 0,69 persen dengan inflasi bahan makanan sebesar 1,54 persen.

“Faktor lainnya, adalah perekonomian pada triwulan I 2025 secara (y-o-y), tumbuh sebesar 4,67 persen. Meski lebih rendah dibanding triwulan III 2024 yang tumbuh 5,20 persen. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2025, tumbuh 5,35 secara y-on-y atau lebih rendah dibanding triwulan III 2024 yang tumbuh 5,47 persen,” katanya saat pemaparan terkait Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk, Jumat (25/7/2025).

Misfarudin menambahkan, hal lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan periode September 2024 hingga Maret 2025, yaitu cakupan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sampai Maret 2025 belum luas.

“Beberapa wilayah bencana alam juga mempengaruhi produksi pangan, kemudian terjadi penurunan produksi tanaman sawit karena memasuki musim trek sawit,” ucapnya.

Selanjutnya untuk mengukur kemiskinan, Misfarudin, menyebutkan bahwa BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

Konsep tersebut membuat kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari Garis Kemiskinan.

“Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan ini dilakukan secara terpisah antara perkotaan dan perdesaan. GKM adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas,” ujarnya.

Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan, diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis di pedesaan. GK per rumah tangga, dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikali rata-rata banyak anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.

“Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2025 adalah data Susenas Maret 2025,” tuturnya. (amita/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN