Monday, June 30, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Indonesia-China Resmikan Proyek Raksasa Baterai Listrik Rp95 Triliun

journalist-avatar-top
Senin, 30 Juni 2025 09.53
indonesiachina_resmikan_proyek_raksasa_baterai_listrik_rp95_triliun

Presiden Prabowo Subianto. (f:ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Indonesia dan China menjalin kerja sama strategis dalam proyek ekosistem baterai listrik terintegrasi senilai US$ 5,9 miliar (Rp95,43 triliun). Groundbreaking proyek ini dipimpin Presiden Prabowo Subianto secara virtual pada Minggu (29/6/2025).

Proyek ini merupakan kolaborasi antara PT Antam, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan konsorsium raksasa asal China yakni CATL, Brunp, dan Lygend (CBL). Pabrik baterai yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi maksimal hingga 15 GWh, cukup untuk menyuplai energi bagi 250-300 ribu kendaraan listrik di Indonesia.

"Ini bukti keseriusan pimpinan kita. Kerja sama ini saya kira kolosal, sangat penting, dan saling menguntungkan. Di tengah dunia penuh konflik, kawasan kita hadirkan perdamaian," kata Presiden Prabowo.

Proyek ini mencakup enam sub-proyek utama, tersebar di dua wilayah strategis Indonesia yakni Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Di Halmahera Timur, Antam bersama Hong Kong CBL Limited (HK CBL) membentuk perusahaan patungan PT Feni Haltim (PT FHT) untuk membangun kawasan industri energi baru. Lima sub-proyek yang akan dikembangkan meliputi: Pertambangan nikel, Smelter pirometalurgi, Smelter hidrometalurgi, Produksi bahan katoda baterai NCM (Nickel Cobalt Manganese), dan Pabrik daur ulang baterai menghasilkan Lithium serta senyawa lainnya.

Sementara di Karawang, IBC dan CBL membangun pabrik baterai lithium-ion di kawasan Artha Industrial Hills (AIH) seluas 43 hektare. Proyek ini sudah dimulai sejak November 2024 dan menjadi pusat manufaktur canggih untuk komponen kendaraan listrik masa depan.

Menurut Presiden Prabowo, proyek ini bukan sekadar investasi, tapi juga menciptakan nilai tambah hingga 8 kali lipat, dengan potensi perputaran ekonomi mencapai US$ 48 miliar atau sekitar Rp776 triliun.

"Dengan investasi US$ 5,9 miliar, kita perkirakan hasilnya bisa capai US$ 48 miliar. Ini lompatan besar dalam hilirisasi industri kita," ujar Prabowo.

Tak hanya itu, proyek ini juga diharapkan menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja langsung dan menciptakan 35.000 lapangan kerja tidak langsung di berbagai sektor pendukung, dari pertambangan hingga manufaktur dan logistik.

Dengan kapasitas produksi baterai mencapai 15 GWh, Indonesia bisa menghemat hingga 300.000 kiloliter impor BBM, langkah besar menuju kemandirian energi nasional dan pengurangan emisi karbon.

Presiden Prabowo pun menekankan pentingnya kolaborasi dan perdamaian di tengah ketegangan global. "Tidak ada kemakmuran tanpa perdamaian. Indonesia akan terus memilih jalan kerja sama, kolaborasi, dan persahabatan di panggung dunia," tuturnya. []

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN