Harga Pangan Turun, Pematangsiantar Catat Deflasi 0,31 Persen pada Oktober 2025

Wali Kota Siantar, Wesly Silalahi bersama TPID ikuti Rakor melalui zoom meeting (virtual) yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian. (Foto : Dok/ Kominfo Siantar/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi menyampaikan bahwa pada Oktober 2025, inflasi di Kota Pematangsiantar mengalami penurunan dengan capaian deflasi sebesar -0,31 persen (month to month/mtm). Sebelumnya, pada September 2025, kota ini mencatat inflasi sebesar 0,47 persen (mtm).
Menurut Wesly, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi bulanan yaitu bawang merah (-0,15 persen), cabai hijau (-0,09 persen), dan beras (-0,07 persen). Sementara itu, beberapa komoditas yang justru mendorong inflasi antara lain emas perhiasan (0,29 persen), cabai merah (0,04 persen), dan wortel (0,03 persen).
“Deflasi pada Oktober 2025 disumbang penurunan harga sejumlah komoditas pangan strategis, terutama bawang merah. Penurunan harga ini dipicu meningkatnya pasokan di wilayah Sumut yang memasuki masa panen,” ujar Wesly.
Ia menambahkan, faktor cuaca, biaya produksi, serta keseimbangan pasokan dan permintaan menjadi penyebab utama terjadinya deflasi di bulan tersebut.
Wesly juga menegaskan, Pemerintah Kota Pematangsiantar bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berkomitmen memperkuat langkah-langkah pengendalian harga agar stabilitas ekonomi daerah tetap terjaga.
Selain fokus pada pengendalian inflasi, Pemko juga mendukung program pemerintah pusat dalam penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Rapat koordinasi ini menjadi momentum memperkuat sinergi kebijakan daerah dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi nasional,” ujar Wesly.
Capaian deflasi tersebut disampaikan Wali Kota Wesly saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Evaluasi Dukungan Program 3 Juta Rumah, yang digelar secara virtual melalui Zoom Meeting dari Command Center Kantor Wali Kota Pematangsiantar, Selasa (4/11/2025) pagi.
Rakor ini dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, dan diikuti seluruh pemerintah provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia.
Harga Emas Pengaruhi Inflasi Nasional
Dalam kesempatan itu, Mendagri Tito Karnavian melaporkan bahwa inflasi nasional secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2025 tercatat sebesar 2,86 persen, dengan kenaikan tipis 0,28 persen dibanding bulan sebelumnya.
Ia menjelaskan, kenaikan inflasi nasional terutama dipicu oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, di mana emas perhiasan menjadi kontributor terbesar dengan andil 0,21 persen.
“Kenaikan harga emas menjadi penyumbang utama inflasi nasional, dan trennya meningkat cukup signifikan,” ujar Tito.
Menurutnya, lonjakan harga emas dipengaruhi faktor global, termasuk penurunan kepercayaan terhadap dolar Amerika Serikat yang mendorong banyak negara beralih menyimpan cadangan dalam bentuk emas.
Selain emas, inflasi juga disumbang oleh komoditas pangan seperti cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), dan wortel (0,01 persen). (hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Inflasi Sumut Tertinggi di Indonesia! Cabai Merah dan Harga Pangan Bikin Warga MenjeritNEXT ARTICLE
Sejarah Budaya Thrifting di Indonesia






















