Monday, September 22, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Harga Cabai Merah Tembus Rp100 Ribu, Tak Semua Petani Deli Serdang Kebagian Untung

Senin, 22 September 2025 14.42
harga_cabai_merah_tembus_rp100_ribu_tak_semua_petani_deli_serdang_kebagian_untung

Tanaman cabai milik sebagian petani yang belum dipanen saat harga mahal.(Foto: Sembiring/ mistar)

news_banner

Deli Serdang, MISTAR.ID

Lonjakan harga cabai merah yang sempat menyentuh Rp100 ribu per kilogram dalam beberapa pekan terakhir membawa berkah bagi sebagian petani. Namun, tidak semua bisa merasakan keuntungan, sebab panen cabai tidak berlangsung serentak.

Suharja (56), petani asal Desa Ramunia II, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, mengaku tidak mendapat keuntungan dari kenaikan harga tersebut. Tanaman cabainya belum memasuki masa panen.

“Fluktuasi harga cabai yang ditumpangsari dengan padi memang bisa sedikit bernapas lega. Apa pun itu harus disyukuri walau cabai belum bisa dipanen,” ujarnya, Senin (12/9/2025).

Ia menambahkan, dalam dunia pertanian, risiko untung dan rugi sudah menjadi hal yang biasa.

“Kalau memang mau jadi petani, ya harus tahu risikonya. Kita hanya bisa berusaha menyikapi dan mengantisipasi, selebihnya tak bisa diprediksi,” jelas Suharja.

Berbeda dengan Suharja, sejumlah petani lain di Kecamatan Pantai Labu justru menuai hasil manis. Kardi (53) mengatakan panen cabai kali ini cukup untuk memenuhi kebutuhan besar keluarganya.

“Lumayan lah, Bang. Bisa membeli tanah dan rumah dari hasil cabai ini,” ungkapnya.

Parno, petani cabai lainnya, mengaku tetap meraih untung meski harga mulai turun menjadi Rp80 ribu per kilogram di Pasar Lubuk Pakam.

“Sempat tembus Rp100 ribu per kilo. Meski sekarang sudah turun, saya masih bisa membeli 10 rante sawah,” tuturnya.

Sementara itu, Misnah, petani lain, hanya bisa berharap tanaman cabainya segera panen.

“Kalau bisa dipanen sekarang, udah kaya kami. Tapi sebulan lagi baru bisa panen,” ucapnya.

Meski harga cabai mulai terkoreksi, sebagian petani yang sedang panen masih menikmati margin keuntungan besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa momentum harga tinggi tidak selalu dirasakan merata, melainkan bergantung pada waktu tanam dan siklus panen. (Sembiring/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN