Thursday, September 4, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Harga Cabai di Sumut Tembus Rp52 Ribu, Pengamat Peringatkan Risiko Jika Petani Alih ke Bawang Merah

journalist-avatar-top
Kamis, 4 September 2025 16.13
harga_cabai_di_sumut_tembus_rp52_ribu_pengamat_peringatkan_risiko_jika_petani_alih_ke_bawang_merah

Petani cabai di Kabupaten Deli Serdang memetik cabai yang sudah merah. (Foto: Gunawan Benjamin/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Harga cabai di Sumatera Utara (Sumut) melonjak tajam. Di Pasar Kampung Lalang, cabai merah dijual Rp52.000 per kilogram (kg) dan cabai rawit Rp43.000 per kg. Sementara di Pasar Sei Sikambing, cabai merah tembus Rp50.000 per kg dan cabai rawit Rp38.500 per kg.

Lonjakan harga ini memberi keuntungan bagi petani cabai. Namun, muncul kekhawatiran baru karena banyak petani berencana mengganti tanaman cabai dengan bawang merah, setelah sempat merugi di awal tahun.

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, mengingatkan bahwa perubahan pola tanam bisa berbalik merugikan. Ia menyebut ada tiga dampak yang harus diwaspadai pemerintah.

"Pertama, jika petani di Sumut beralih ke bawang merah tanpa diikuti penurunan jumlah tanaman bawang merah di daerah sentra produksi lain, pasokan akan melimpah. Hal ini berisiko membuat harga bawang merah anjlok saat panen, yang kembali merugikan petani," katanya, Kamis (4/9/2025).

Kedua, perubahan ini berpotensi memicu inflasi di masa depan. Jika pasokan cabai menurun akibat peralihan tanaman, harga cabai bisa melonjak kembali.

"Terakhir, pola tanam yang berubah-ubah bisa mengacaukan pasokan di seluruh wilayah. Kebiasaan petani, menanam berdasarkan realisasi harga jual. Jika petani beralih secara serentak, misalnya di sentra cabai seperti Lubuk Cuik, Batubara, harga cabai bisa mahal pada kuartal pertama tahun 2026," ucapnya.

Gunawan menambahkan, persoalan ini dipicu tekanan harga dari permintaan dan faktor cuaca yang menekan produksi. Ia menyarankan pemerintah mendekati petani agar konsisten dengan pola tanam yang ada untuk menjaga kestabilan pasokan. (Amita/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN