Monday, July 14, 2025
home_banner_first
EKONOMI

BPS: Nilai Tukar Petani Sumut Lesu Akibat Tiga Sektor

journalist-avatar-top
Senin, 14 Juli 2025 11.27
bps_nilai_tukar_petani_sumut_lesu_akibat_tiga_sektor

Kepala BPS Sumut, Asim Saputra saat diwawancarai. (Foto: Amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) turun 0,53 persen menjadi 138,80 pada Juni 2025, dibanding Mei yang mencapai 139,53.

Penurunan tersebut disebabkan turunnya tiga sektor, yaitu NTP subsektor tanaman hortikultura sebesar 3,77 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,93 persen, dan peternakan 0,68 persen.

Meski demikian, ada dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yaitu tanaman pangan naik 1,36 persen dan perikanan 0,84 persen. Adapun indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 subsektor menunjukkan fluktuasi harga yang beragam pada komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

"It Sumut turun sebesar 0,67 persen menjadi 168,93 dibanding Mei yang mencapai 170,08. Ada tiga subsektor yang menjadi alasan turunnya It, yaitu tanaman hortikultura 3,80 persen, perkebunan rakyat 1,06 persen, dan peternakan 0,88 persen," kata Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, Senin (14/7/2025).

Pada Juni 2025, indeks harga yang dibayar petani (Ib) Sumut mengalami penurunan sebesar 0,15 persen menjadi 121,71 dibandingkan Mei, yaitu mencapai 121,89.

"Ib turun pada seluruh subsektor, yaitu tanaman pangan 0,21 persen, hortikultura 0,02 persen, perkebunan rakyat 0,13 persen, peternakan 0,20 persen, dan perikanan 0,07 persen," ucapnya.

Kemudian, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Sumut pada Juni, turun 0,79 persen. Hal tersebut dikarenakan It turun 0,67 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 0,11 persen.

"Turunnya NTUP disebabkan tiga subsektor, yaitu hortikultura 3,78 persen, perkebunan rakyat 1,29 persen, dan peternakan 0,75 persen. Selanjutnya, dua subsektor lainnya naik, seperti tanaman pangan 1,09 persen dan perikanan 0,60 persen," ujarnya.

Selanjutnya Asim menyampaikan, pada subsektor tanaman pangan komoditas yang memberikan andil terbesar kenaikan NTPP adalah gabah, jagung, dan ketela pohon.

Pada tanaman Hortikultura, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap penurunan NTPH, yaitu cabai merah, jeruk, dan wortel. Tanaman perkebunan rakyat, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap penurunan NTPR, yaitu kelapa sawit, karet, kakao/coklat biji.

Peternakan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap penurunan NTPT yaitu ayam ras pedaging, sapi potong, dan babi. Perikanan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTNP, yaitu kepiting laut, udang payau, dan udang laut.

Komoditas penyumbang terbesar kenaikan IKRT untuk subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan perikanan yaitu, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. (Amita/hm18)

REPORTER: