Wednesday, May 14, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Banyaknya Cuti Bersama Bisa Memperlambat Perekonomian, Begini Kata Pengamat

journalist-avatar-top
Rabu, 14 Mei 2025 10.47
banyaknya_cuti_bersama_bisa_memperlambat_perekonomian_begini_kata_pengamat_

Pengamat Ekonomi Universitas Simalungun, Dr Darwin Damanik. (f: abdi/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kalender nasional menunjukkan pada Mei dan Juni 2025 terdapat cukup banyak hari libur, termasuk tambahan cuti bersama. Kondisi ini menuai keluhan dari pelaku usaha karena penurunan produktivitas, sementara kewajiban membayar gaji tetap berjalan seperti biasa.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Simalungun, Dr Darwin Damanik, menyebut kebijakan cuti bersama di Indonesia kerap dianggap memperlambat laju perekonomian. Menurutnya, banyaknya hari libur dapat berdampak langsung pada penurunan produktivitas industri dan aktivitas usaha.

“Banyaknya hari libur, termasuk cuti bersama, menyebabkan berkurangnya jam kerja. Hal ini berdampak pada efisiensi dan output perusahaan,” ujar Darwin, Rabu (14/5/2025).

Darwin mengatakan, kalangan pengusaha sering kali merasakan kerugian akibat jam kerja yang lebih pendek, sementara konsumsi masyarakat tidak meningkat secara signifikan selama periode libur panjang. Padahal, salah satu harapan dari adanya cuti bersama adalah menggeliatnya konsumsi rumah tangga dan sektor pariwisata.

Namun kenyataannya, dampak positif dari libur panjang terhadap pertumbuhan ekonomi tidak selalu tampak. Daya beli masyarakat yang melemah membuat potensi belanja dan konsumsi selama libur tidak maksimal.

“Pemerintah memang berupaya menjaga ketersediaan barang dan jasa selama libur, namun hal itu tidak cukup untuk mengimbangi turunnya produktivitas,” katanya.

Menurut Darwin, kebijakan lain seperti larangan ekspor dan bantuan sosial memang dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat. Namun, efektivitasnya masih dipertanyakan, terutama dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, Darwin menilai cuti bersama bisa menjadi salah satu faktor yang memperlambat perekonomian nasional. Ia juga menyoroti bahwa Indonesia pada tahun 2025 menjadi salah satu negara dengan jumlah hari libur terbanyak di dunia.

“Awalnya, harapan pemerintah dengan adanya libur dan cuti bersama adalah untuk mendorong sektor pariwisata dan konsumsi. Tapi kenyataannya, kondisi ekonomi saat ini sedang lesu dan daya beli masyarakat pun menurun, sehingga tidak sesuai dengan ekspektasi,” tuturnya. (abdi/hm24)

REPORTER: