TKA Perdana di SMAN 1 Medan, Siswa Akui Panik: Banyak Soal di Luar Ekspektasi

Sejumlah siswa SMAN 1 Medan sedang fokus mengikuti TKA. (foto: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di SMA Negeri 1 Medan menjadi momen penuh ketegangan bagi ratusan siswa kelas XII yang mengikuti ujian akademik dalam format baru tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sekaligus Ketua Pelaksana TKA SMAN 1 Medan, Toni Arif, menyebut sebanyak 430 siswa mengikuti ujian yang digelar selama dua hari itu.
“Kami bagi siswa per sesi, satu ruangan diisi 20 orang. TKA dilaksanakan dua hari dengan dua gelombang, dan setiap gelombang terdiri dari tiga sesi,” ujarnya saat ditemui Mistar, Rabu (5/11/2025).
Pada hari pertama, siswa mengerjakan tiga mata pelajaran wajib — Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Matematika Wajib. Sementara pada hari kedua, peserta mengikuti ujian untuk dua mata pelajaran pilihan dari total 19 mata pelajaran yang disediakan.
“Mata pelajaran pilihan disesuaikan dengan jurusan kuliah yang ingin diambil siswa nantinya,” kata Toni.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa TKA secara konsep serupa dengan Ujian Nasional (UN), namun berbeda dalam fungsi. Bila UN dahulu menjadi penentu kelulusan, TKA berperan sebagai validasi nilai rapor untuk seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi (SNBP).
Ujian ini dilaksanakan berbasis komputer dengan dua mode: daring dan semi-daring, mirip dengan pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). “Kalau daring, yang paling penting itu koneksi internet. Sedangkan semi-daring seperti UTBK, jadi tidak sepenuhnya online,” ucapnya.
Meski berjalan lancar, Toni mengakui tantangan terbesar tahun ini adalah minimnya referensi soal, mengingat TKA baru pertama kali dilaksanakan. “Bank soal belum ada karena ini perdana, jadi siswa agak kesulitan memperkirakan jenis soal yang akan keluar,” tuturnya.
Hal tersebut dirasakan langsung oleh Idra Faris, siswa kelas XII-1 SMAN 1 Medan. Remaja berusia 17 tahun itu mengaku cukup panik saat mengerjakan soal yang menurutnya sulit dan tidak sesuai perkiraan.
“Lumayan panik sih, karena banyak soal yang di luar ekspektasi,” ucap Idra, yang memilih Matematika Lanjutan dan Biologi sebagai mata pelajaran pilihannya.
Meski sudah mengikuti les intensif selama tiga bulan, Idra tetap merasa kesulitan terutama pada mata pelajaran Matematika Wajib. “Soalnya rumit, terutama di bagian bangun ruang,” tambahnya.
Idra yang bercita-cita menjadi dokter itu mengaku masih harus membagi fokus antara persiapan TKA dan tugas sekolah lainnya. “Walau belum maksimal, saya tetap optimistis. Semoga hasilnya bisa baik,” katanya dengan senyum. (hm24)

























