Indosat Ooredoo Hutchison dan FJPI Sumut Bentuk Generasi Terkoneksi Lewat Literasi Digital di SMA Negeri 6 Binjai


Siswa SMA Negeri 6 Binjai dibekali untuk menjadi agen perubahan digital (foto: istimewa/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Upaya membentuk Generasi Terkoneksi (GenSi) yang produktif dan bertanggung jawab di ruang digital dilakukan oleh Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bekerja sama dengan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumatera Utara.
Melalui workshop literasi digital bertajuk ‘GenSi Berkarya Tanpa Drama dan Trauma’, sekitar 80 pelajar perempuan dan OSIS SMA Negeri 6 Binjai mendapat pembekalan untuk menjadi pencipta konten positif serta agen perubahan di media sosial.
Kegiatan ini bertujuan membekali generasi muda dengan pemahaman tentang konektivitas digital yang aman, cerdas, dan positif, sehingga para siswa mampu menciptakan konten edukatif sekaligus berperan aktif dalam membangun ruang digital yang sehat.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 2, Abdul Khodir Simorangkir, menyambut baik kegiatan tersebut.
“Ini merupakan langkah untuk membangun generasi muda tangguh dalam menghadapi tantangan zaman berbasis teknologi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima MISTAR, Jumat (10/10/2025).
Ia juga berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi proses belajar, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru, khususnya bagi anak-anak muda di Sumatera Utara.
EVP-Head of Circle Sumatra IOH, Agus Sulistio, menegaskan komitmen Indosat untuk terus menghadirkan manfaat teknologi digital bagi masyarakat, termasuk pelajar dan perempuan muda.
“Tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk perilaku digital yang positif dan bertanggung jawab,” tuturnya.
Ketua FJPI Sumut, Khairunnisak Lubis, menambahkan bahwa generasi muda yang tumbuh di era digital memiliki peluang besar untuk berkarya, namun juga harus siap memikul tanggung jawab besar.
“Melalui pelatihan ini, diharapkan kalian dapat belajar tentang keterampilan pembuatan konten digital, bagaimana mengubah ide menjadi karya positif dan inspiratif. Kedua yakni kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab,” kata Khairunnisak.
Ia juga menekankan pentingnya membedakan antara kritik dan ujaran kebencian, serta fakta dan hoaks.
“Jadilah agen perubahan yang menciptakan dunia maya yang aman dan produktif,” tuturnya menambahkan.
Workshop ini menampilkan tiga materi utama, yaitu literasi media dan berpikir kritis online oleh praktisi media Lia Anggia Nasution, hak digital dan kebebasan berpendapat oleh akademisi Nurleli, serta pembuatan konten menggunakan AI yang etis oleh Deddy Pranata, Founder Kampung Digital.
Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Binjai, Sujarno, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Gunakan teknologi, tapi jangan diperbudak olehnya. Jadilah generasi waras digital yang tahu mana berita benar, mana hoaks, mana nilai, mana ilusi,” ucapnya.
Ia berharap workshop ini mampu menginspirasi siswa menjadi generasi digital yang kreatif, kritis, dan beretika.
BERITA TERPOPULER









