Wednesday, July 23, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Lima Hari Sekolah Sudah Dimulai, Program MBG Belum Dirasakan Pelajar

journalist-avatar-top
Selasa, 22 Juli 2025 21.34
lima_hari_sekolah_sudah_dimulai_program_mbg_belum_dirasakan_pelajar

Ilustrasi pelajar SMA. (foto: IDN Times)

news_banner

Simalungun, MISTAR.ID

Kebijakan sekolah lima hari bagi siswa SMA/SMK di Sumatera Utara (Sumut) telah resmi diberlakukan. Namun, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang mendukung kebijakan ini belum sepenuhnya dinikmati oleh para pelajar, terutama di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar.

Padahal, program MBG yang diinisiasi oleh Presiden RI diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi siswa, terutama dengan perubahan pola belajar yang lebih padat selama lima hari.

Akademisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Simalungun (USI), Dr Bismar Sibuea, menilai kebijakan lima hari sekolah perlu dikaji secara komprehensif, khususnya dalam penyesuaian kurikulum dan kesiapan siswa serta tenaga pendidik.

“Perubahan dari enam ke lima hari sekolah seharusnya dibarengi dengan penyesuaian kurikulum harian. Jangan sampai pelajaran berat seperti Matematika dijadwalkan pada sore hari, saat konsentrasi siswa sudah menurun,” ujarnya, Selasa (22/7/2025).

Ia juga menyoroti aspek kesiapan fisik dan psikologis siswa. Banyak siswa di daerah masih berperan membantu perekonomian keluarga, dan jadwal sekolah hingga sore hari bisa menjadi beban tambahan.

“Selain itu, apakah para guru siap berada di sekolah hingga pukul empat sore? Banyak dari mereka yang bergantung pada pekerjaan tambahan di luar sekolah karena gaji belum layak,” katanya.

Bismar juga mengingatkan perubahan sistem pendidikan harus berdasarkan kajian ilmiah, bukan sekadar ikut-ikutan. “Jangan latah mengikuti inovasi dari daerah lain jika belum siap. Kebijakan tanpa dasar yang matang justru bisa memperburuk sistem pendidikan kita,” ucapnya.

Akademisi Fakultas Ekonomi USI, Dian Purba, turut menyoroti belum meratanya implementasi program MBG yang seharusnya menjadi pendukung utama kebijakan sekolah lima hari.

“Program MBG ini seharusnya berjalan seiring dengan kebijakan lima hari sekolah. Jika dijalankan bersamaan, ini bisa sangat membantu ekonomi keluarga siswa, terutama dalam hal penyediaan makan siang,” kata Dian.

Menurutnya, idealnya program MBG terealisasi terlebih dahulu sebelum menerapkan lima hari sekolah secara menyeluruh.

“Kalau program makan gratis ini berjalan, maka orang tua tidak perlu khawatir soal biaya makan anak di sekolah. Ini penting, apalagi bagi keluarga berpenghasilan rendah,” tuturnya. (hamzah/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN