Semalam di Ranah Minang Guncang Asahan, Tari Piring Kolosal dan Makan Bajamba

Penampilan Tari Piring kolosal oleh puluhan pelaku kesenian Minang yang juga diikuti Forkopimda Asahan. (foto:perdana/mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Suasana malam di Lapangan Pagelaran Seni Budaya Daerah (PSBD) Kabupaten Asahan pada Kamis (16/10/2025) berubah menjadi lautan warna dan irama khas Sumatera Barat.
PSBD ke-6 kali ini menghadirkan penampilan memukau dari puluhan pelaku seni Minang di Kabupaten Asahan yang tergabung dalam Badan Musyawarah Minang (BM3).
Dengan busana adat yang gemerlap dan gerak tari penuh makna, para seniman menampilkan ragam kesenian Minang seperti Tari Piring, Tari Garak Kambang, Tari Indang, serta musik tradisional Tambur yang menggema di seluruh arena. Tak ketinggalan, tradisi Makan Bajamba turut digelar sebagai simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat Minang di perantauan.
Ketua BM3 Kabupaten Asahan, Hendri Dunan Koto, mengatakan bahwa persiapan untuk tampil di PSBD ke-6 ini telah dilakukan sejak Mei 2025.
“Kegiatan ini sudah lama ditunggu warga Minang di Asahan. Kami ingin menampilkan kekayaan budaya Minangkabau sekaligus mempererat silaturahmi sesama perantau,” ujarnya.
Hendri menegaskan, PSBD harus terus menjadi wadah bagi pelaku seni untuk menyalurkan bakat dan menjaga warisan budaya.
“Acara seperti ini jangan sampai terhenti. Ini bukan sekadar hiburan, tetapi wadah untuk melestarikan seni budaya agar tetap hidup di tengah masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua BM3 Sumatera Utara, Syahrudin Ali, mengutip pepatah Minang “Duduak surang basampik-sampik, duduak banyak balapang-lapang” yang bermakna kebersamaan menjadi kunci dalam menyelesaikan setiap persoalan.
“Ketika orang Minang sudah berkumpul, apalagi makan bersama, di situlah nilai gotong royong, kebersamaan, dan kekeluargaan tumbuh. Nilai-nilai inilah yang harus tetap terjaga di Asahan,” ucapnya.
Syahrudin berharap PSBD dapat menjadi ajang memperkuat rasa persaudaraan antaretnis sekaligus sarana memperkenalkan budaya daerah kepada generasi muda.
“Kegiatan ini bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga memperkokoh jati diri kita sebagai bangsa yang kaya budaya,” katanya.
Wakil Bupati (Wabup) Asahan, Rianto, yang turut hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi tinggi terhadap penampilan seni budaya Minangkabau. Ia menegaskan bahwa PSBD akan terus dilanjutkan dan dijadikan agenda dua tahunan yang diusulkan ke Kementerian Kebudayaan.
“Pemerintah Kabupaten Asahan berkomitmen menjaga keberagaman budaya. PSBD adalah bukti nyata bahwa keberagaman dapat bersatu dalam harmoni,” ujarnya.
Menambah semarak acara, panitia juga menggelar lelang Singgang Ayam, masakan khas Minang yang dimasak melalui dua tahap direbus bersama santan dan bumbu hingga empuk, lalu dibakar hingga menghasilkan warna hitam pekat dengan cita rasa unik. Masakan hasil olahan Bundo Kanduang itu laku dengan harga tertinggi yang ditebus oleh Wabup Rianto dan Kepala Kejaksaan Negeri Asahan, Basril G.
Pagelaran “Semalam di Ranah Minang” ditutup dengan lantunan musik Minang yang menggugah, diiringi sorak sorai penonton serta pembagian puluhan hadiah menarik. Malam itu, Bumi Asahan benar-benar bergetar oleh semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya Minangkabau. (hm16)
BERITA TERPOPULER









