Sergai, MISTAR.ID

Pantai Merdeka di Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menyajikan panorama yang asri dan menu makanan yang khas menarik Wisatawan berkunjung. Dari Kota Sei Rampah menuju pantai ini hanya memakan waktu sekitar 30 menit.

Untuk memanjakan Wisatawan dengan hembusan angin pantai, di lokasi pantai difasilitasi adanya pondok-pondok, ayunan yang berada di tepi pantai. Selain itu juga disediakan musala serta lokasi parkir yang luas.

Untuk memasuki pantai ini pengunjung hanya memberikan uang parkir sepeda motor Rp10.000 per unit dan mobil Rp25 ribu per harinya.

Nisa, pedagang di lokasi mengatakan pantai ini selalu ramai dikunjungi wisatawan saat hari libur.

"Alhamdulillah kalau hari Minggu atau hari libur pengunjung kami ramai. Tapi kalau hari-hari biasa tidak ramai," ujarnya, Sabtu (30/8/2025).

Dia juga menyediakan menu makanan khas dari laut yang masih segar.

"Kami menyediakan menu makanan ikan segar seperti, ikan sombam, kerang rebus, mie tumis, olahan kepah, olahan udang lobster dan jajanan lainnya. Untuk sewa pondok kami hanya meminta uang Rp25 ribu/hari," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Bagan Kuala Syafril menjelaskan Pantai Merdeka ini dikelola kelompok yang beranggotakan 10 orang.

"Kita namakan kelompok mereka ini dengan SK Kepala Desa, kelompok Wisata Pantai Merdeka. Kelompok ini salah satunya pemberdayaan dari masyarakat desa juga," tuturnya.

Melalui masyarakat desa, lanjutnya, Kades membentuk kelompok ini untuk masyarakat berupaya menciptakan wisata di desa khususnya Pantai Merdeka. Fasilitas yang ada di pantai ini pun dibantu beberapa pihak.

"Jadi fasilitas ini salah satu dibantu Lantamal 1 Belawan, itu yang pertama. Yang kedua, kita dibantu dari CSR dari PLN Peduli, seperti jembatan, Musalah, WC, dan Pondok-pondok," katanya.

Selain itu, Pantai ini juga telah mendapatkan bantuan pembangunan jalan paving blok dan penataan lokasi dari Pemerintah Kabupaten Sergai. Namun, karena pantai ini masih pemula, pihak Desa belum menciptakan pendapatan asli desa dari pantai ini.

"Untuk sekarang kita belum menciptakan pendapatan asli desa. Arti kata ini masih pemula. Bagaimana dana masuk itu bisa untuk kelompok dulu. Bagaimana mereka bisa membenahi fasilitas yang didalam ini. Jadi lahan pantai ini Hutan Kemasyarakatan (HKM) yang dikelola masyarakat setempat," ucapnya. (Damanik/hm18)