Sunday, June 15, 2025
home_banner_first
SUMUT

Petani Toba Lebih Memilih Menjual Padi ke Toke daripada ke Bulog

journalist-avatar-top
Sabtu, 14 Juni 2025 18.49
petani_toba_lebih_memilih_menjual_padi_ke_toke_daripada_ke_bulog

Petani di Desa Patane 1, Kecamatan Porsea saat panen. (f: nimrot/mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Mayoritas petani padi di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, lebih memilih menjual hasil panennya kepada pengepul (toke) dibandingkan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog). Alasannya, harga yang ditawarkan toke lebih tinggi dan proses penjualan ke Bulog dianggap kurang praktis.

“Petani jelas lebih memilih menjual ke toke karena harganya lebih tinggi, sekitar Rp7.100 per kilogram, sementara Bulog hanya membeli dengan harga Rp6.500,” ujar H Sirait, petani asal Desa Patane I, Kecamatan Porsea, Sabtu (14/6/2025).

Selain perbedaan harga, faktor lainnya adalah banyak petani yang memiliki utang kepada toke, sehingga secara otomatis hasil panen dijual ke pihak tersebut.

Petani lainnya, Riana, mengungkapkan prosedur untuk menjual padi ke Bulog dinilai terlalu rumit. "Kalau ke Bulog harus buat laporan dulu lewat penyuluh dan Babinsa setempat, jadi prosesnya lama dan tidak fleksibel," katanya.

Para petani berharap Bulog bisa menyesuaikan diri dengan kondisi di lapangan. Mereka mengusulkan agar Bulog memberikan layanan yang lebih mendekati model toke, seperti memberikan pinjaman kepada petani, menawarkan harga lebih bersaing, serta siap menampung hasil panen kapan saja.

“Kalau Bulog bisa seperti itu, pasti petani akan beralih dan meninggalkan toke,” ucap Riana.

Diketahui, Bulog sempat membeli padi dari petani di Kecamatan Parmaksian sebanyak 8 ton lebih. Namun setelah itu, pembelian dihentikan sementara sambil menunggu instruksi lebih lanjut. (nimrot/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN