Saturday, August 2, 2025
home_banner_first
SUMUT

Mahasiswa UGM: Samosir Harusnya Berbasis Agro Wisata

journalist-avatar-top
Kamis, 31 Juli 2025 13.08
mahasiswa_ugm_samosir_harusnya_berbasis_agro_wisata

Mahasiswa KKN di Samosir lakukan kegiatan Beach Clean Up di Pantai Pasir Putih Parbaba, Kamis (31/7/2025). (Foto: Pangihutan/Mistar)

news_banner

Samosir, MISTAR.ID

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Bidang Agro, Elfin, mengatakan Samosir seharusnya sudah berbasis agro wisata.

“Samosir harusnya sudah berbasis agro wisata. Artinya, tidak ada lagi ternak di dekat danau. Harusnya pemerintah mengarahkan peternak jauh dari danau,” kata Elfin saat mengikuti kegiatan Beach Clean Up di Pantai Pasir Putih Parbaba, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Kamis (31/7/2025).

Elfin juga menyoroti minimnya Podarwis di Samosir. “Tidak adanya kelompok masyarakat yang teredukasi dalam agro wisata,” ucapnya.

Ketua kegiatan, Illona, mengatakan aksi ini merupakan upaya membangun kesadaran bersama dalam menjaga ekosistem Danau Toba dari ancaman pencemaran. “Pantai adalah wajah destinasi wisata,” kata Illona.

Ketika kotor, bukan hanya pemandangan yang terganggu, tapi juga ekosistem air dan kehidupan masyarakat lokal ikut terdampak. “Pertama kami sampai di Pasir Putih Parbaba ini, kami melihat tidak ada petugas kebersihan,” tuturnya.

Edukasi ke pemilik homestay juga dibutuhkan. Khususnya mengenai standar homestay dan bagaimana pengelolaannya.

"Kami melihat masih banyak ternak anjing milik warga berkeliaran di objek wisata di Samosir, hal ini perlu ditertibkan pemerintah, supaya tidak mengganggu wisatawan," ucapnya.

Masih kata Illona, "edukasi yang kami sampaikan ke masyarakat yaitu membedakan antara sampah organik dan anorganik, karena langkah kecil ini sangat besar dampaknya bagi lingkungan.”

Tak hanya fokus pada pembersihan, kegiatan Beach Clean Up di Parbaba juga menghadirkan sesi edukatif mengenai pengolahan sampah organik.

Sebagai bentuk keberlanjutan program, panitia menyerahkan fasilitas tempat sampah secara simbolis kepada masyarakat setempat.

Mahasiswa UGM Bidang Agro lainnya, Yuniar, menyebut ada dua jenis tempat sampah. Yakni organik dan anorganik.

“Harapannya, warga bisa langsung memilah tanpa perlu menunggu petugas DLH,” imbuhnya.

Menurut Yuniar, kesadaran masyarakat adalah kunci utama keberhasilan program kebersihan. “Satu tempat sampah tidak berarti apa-apa jika tidak ada kesadaran untuk menggunakannya dengan benar,” ujarnya.

Mahasiswa UGM akan terus memantau dampak dari kegiatan ini melalui komunikasi dengan warga dan pemerintah desa. “Kita akan evaluasi secara berkala, apakah kegiatan optimal atau perlu inovasi lanjutan,” ujarnya. (pangihutan/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN