Tuesday, November 4, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% di Tengah Perlambatan Global, Tantangan Ekspor dan Suku Bunga Dunia Mengintai

Mistar.idSelasa, 4 November 2025 14.44
FN
ekonomi_indonesia_tumbuh_5_di_tengah_perlambatan_global_tantangan_ekspor_dan_suku_bunga_dunia_mengintai

Ilustrasi, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% di Tengah Perlambatan Global, Tantangan Ekspor dan Suku Bunga Dunia Mengintai. (foto:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global. Berdasarkan survei Reuters terhadap 22 ekonom, ekonomi nasional tumbuh sekitar 5,0% year-on-year pada kuartal III 2025, meski melambat secara kuartalan menjadi sekitar 1,4% dari 4,0% pada kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi, dengan tambahan dorongan dari kebijakan stimulus fiskal pemerintah. Pemerintah tetap optimistis mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 di kisaran 5,2%, meskipun tekanan eksternal masih kuat.

Tekanan Global Masih Bayangi

Kondisi global terus menjadi faktor utama yang memengaruhi arah ekonomi nasional. Permintaan ekspor Indonesia, terutama pada sektor komoditas dan manufaktur, melambat akibat pemulihan ekonomi yang tidak merata di China dan negara maju.

Selain itu, kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat dan Eropa berdampak terhadap arus modal asing dan nilai tukar rupiah. Bank Indonesia (BI) menyatakan masih melihat ruang untuk pemangkasan suku bunga, tergantung pada stabilitas nilai tukar dan kecepatan pemulihan kredit domestik.

Harga komoditas global yang berfluktuasi turut memengaruhi pendapatan ekspor nasional, membuat perekonomian Indonesia tetap rentan terhadap perubahan eksternal.

Penopang dan Risiko dari Dalam Negeri

Dari sisi domestik, konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi motor utama pertumbuhan. Namun, ada indikasi bahwa belanja barang tahan lama mulai melambat.

Pemerintah bersama Bank Indonesia terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan melalui stimulus fiskal dan kebijakan moneter akomodatif. Kendati demikian, efektivitas kebijakan tersebut sangat bergantung pada transmisi ke sektor riil dan respons dunia usaha.

Di sisi lain, tantangan struktural seperti pengangguran pemuda, stagnasi upah riil, dan ketergantungan terhadap ekspor komoditas mentah masih menjadi hambatan jangka panjang bagi peningkatan daya saing ekonomi.

Implikasi dan Arah ke Depan

Dengan pertumbuhan di kisaran 5%, Indonesia tetap menjadi salah satu ekonomi paling tangguh di kawasan Asia-Pasifik. Namun, keberlanjutan kinerja ini bergantung pada kemampuan pemerintah dan pelaku usaha dalam menavigasi tekanan global, memperkuat sektor bernilai tambah, serta mendorong diversifikasi ekspor.

Apabila ekspor melemah atau arus modal asing terganggu, dampaknya bisa terasa pada pertumbuhan ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Kesimpulan: Meski bayang-bayang perlambatan global belum sepenuhnya hilang, fundamental ekonomi Indonesia pada akhir 2025 tetap kokoh. Tantangannya kini bukan sekadar bertahan, melainkan memanfaatkan momentum untuk melangkah lebih maju, menjaga stabilitas makroekonomi, dan mempercepat transformasi industri bernilai tambah tinggi.

Artikel ini dikurasi dari berbagai sumber media terpercaya dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI). (*/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN