Kearifan Pangan Lokal Harus Dihidupkan Lagi, Simak Pesan Kepala BPK Sumut

Ilustrasi ketahanan pangan lokal (foto:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah II Sumatera Utara, Sukronedi, menekankan pentingnya menghidupkan kembali kearifan lokal dalam konsumsi pangan tradisional Indonesia. Pernyataan ini disampaikan setelah kegiatan Jong Batak’s Arts Festival (JBAF) ke-12 yang mengangkat tema Pangan Lokal di Taman Budaya Kota Medan.
Menurut Sukronedi, masyarakat Indonesia saat ini terlalu bergantung pada beras sebagai makanan pokok, padahal sejarah pangan di Nusantara sangat beragam, termasuk jagung, sagu, sukun, dan ubi-ubian.
“Indonesia dulu tidak semua makanannya beras. Ada jagung, sagu, ubi, bahkan sukun juga bisa. Kenapa sekarang semua orang disuruh makan beras sehingga kita kekurangan dan terpaksa harus impor?” kata Sukronedi kepada Mistar, Jumat (31/10/2025).
Ia menilai hilangnya kearifan pangan lokal seiring dengan perubahan pola konsumsi masyarakat dan melemahnya nilai budaya yang menyertainya. Menurut Sukronedi, pangan bukan hanya soal kuliner, tetapi juga soal melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Sukronedi menambahkan, dahulu menanam padi dilakukan secara serentak untuk mengendalikan hama, sekaligus disertai ritual agar hasil panen melimpah. Praktik ini mengajarkan masyarakat tentang hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.
Dengan festival dan kegiatan seni seperti JBAF, Sukronedi berharap masyarakat kembali menyadari pentingnya pangan lokal, agar Indonesia tidak kehilangan jati diri dan ketahanan pangan tetap kuat tanpa terlalu bergantung pada impor. (hm27)























