Thursday, August 7, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Ketua OSIS SMKN 1 Medan Keluhkan Sekolah Lima Hari Hambat Kegiatan Ekstrakurikuler

journalist-avatar-top
Kamis, 7 Agustus 2025 15.11
ketua_osis_smkn_1_medan_keluhkan_sekolah_lima_hari_hambat_kegiatan_ekstrakurikuler

Kegiatan organisasi yang diikuti Raditya Arnaya bersama teman-temannya. (foto:dokraditya/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Kebijakan sekolah lima hari telah resmi diterapkan di seluruh SMA/SMK Negeri di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sejak awal tahun ajaran 2025/2026, termasuk di SMK Negeri 1 Medan.

Namun, sistem ini menuai keluhan dari siswa-siswi yang aktif dalam organisasi maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMKN 1 Medan, Raditya Arnaya, 16 tahun, mengungkapkan bahwa sistem lima hari sekolah menyulitkan siswa yang terlibat dalam kegiatan non-akademik. Pasalnya, waktu untuk kegiatan organisasi dan ekskul menjadi sangat terbatas.

“Kalau untuk murid yang tidak ikut ekskul mungkin lebih senang, karena Sabtu dan Minggu libur. Tapi untuk kami yang ikut organisasi atau ekskul, waktunya jadi agak mencekik,” ujar Radit, siswa kelas XII Usaha Layanan Pariwisata 2 ini kepada Mistar, Kamis (7/8/2025).

Menurut Radit, kegiatan organisasi seperti rapat OSIS dan latihan ekstrakurikuler kini hanya bisa dilakukan pada hari Jumat. Hal ini menjadi tantangan karena di SMKN 1 Medan terdapat sembilan ekskul aktif yang harus berebut waktu dan tempat.

“Kami cuma bisa manfaatkan hari Jumat. Padahal ekskulnya ramai dan cuma ada satu lapangan. Jadi pasti tabrakan, nggak efektif. Sementara Senin sampai Kamis kami pulang sore, sudah nggak sempat lagi,” kata Radit.

Ia juga menyampaikan bahwa hari Sabtu sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan diri. Namun, dengan kebijakan lima hari sekolah, kegiatan non-akademik seperti ekskul dan organisasi jadi terpotong.

“Kalau Sabtu-Minggu libur sih nggak apa-apa. Tapi karena waktu ekskul dipotong, jadi susah bagi siswa yang ingin kembangkan skill di luar kelas,” katanya.

Raditya yang kini tengah mempersiapkan kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus juga merasa kesulitan membagi waktu. “Dulu bisa rapat dari Senin sampai Sabtu, sekarang cuma bisa Jumat. Sementara kelas 12 juga lagi sibuk cari tempat PKL,” tuturnya.

Ia berharap sekolah dapat memberikan kelonggaran khusus bagi siswa aktif untuk tetap bisa datang ke sekolah di hari Sabtu.

“Kalau memang Sabtu libur, ya nggak apa-apa. Tapi khusus anak ekskul, kalau bisa tetap boleh ke sekolah kalau ada izin. Hari Sabtu kan nggak ada pelajaran, jadi bisa dipakai dari pagi sampai sore untuk latihan atau rapat,” kata Radit. (susan/hm16)

REPORTER: