Wednesday, September 24, 2025
home_banner_first
OTOMOTIF

Revolusi Baterai Mobil Listrik: 12 Menit Cas, Tempuh 800 Km Berkat Penelitian KAIST dan LG Energy

Rabu, 24 September 2025 05.00
revolusi_baterai_mobil_listrik_12_menit_cas_tempuh_800_km_berkat_penelitian_kaist_dan_lg_energy

Ilustrasi mobil tua (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kekhawatiran soal jarak tempuh kendaraan listrik (EV) dan lamanya waktu pengisian daya kini menemukan jawabannya. Tim peneliti dari Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) bersama LG Energy mengumumkan terobosan teknologi baterai terbaru yang mampu menempuh jarak hingga 800 km hanya dengan pengisian daya selama 12 menit.

Kemajuan ini berpotensi menjadi titik balik besar dalam industri otomotif, mempercepat transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik.

Terobosan Teknologi Lithium-Logam

Para peneliti mengembangkan elektrolit cair penghambat kohesi untuk meningkatkan kinerja baterai lithium-logam. Teknologi ini menggantikan anoda grafit pada baterai ion-lithium dengan logam lithium, yang mampu menyimpan energi lebih padat.

Profesor Hee Tak Kim dari Departemen Teknik Kimia dan Biomolekuler KAIST menjelaskan bahwa tantangan utama baterai lithium-logam adalah pertumbuhan dendrit—kristal lithium yang terbentuk saat pengisian daya cepat dan berpotensi menimbulkan korsleting internal.

“Penelitian ini menjadi fondasi utama untuk mengatasi hambatan teknis baterai lithium-logam, khususnya dengan memahami dan menstabilkan struktur antarmuka,” ujar Kim, dikutip dari laman resmi KAIST.

Cara Kerja Elektrolit Cair Baru

Elektrolit cair yang dikembangkan bekerja dengan memanfaatkan struktur anion berikatan lemah dengan ion lithium (Li+). Hasilnya, ketidakseragaman pada permukaan lithium dapat diminimalkan, sekaligus menghambat pertumbuhan dendrit.

Dengan inovasi ini, baterai tidak hanya bisa diisi ulang lebih cepat, tetapi juga tetap mempertahankan kepadatan energi tinggi yang dibutuhkan kendaraan listrik jarak jauh.

Dampak bagi Industri Otomotif

Jika berhasil dikomersialisasikan, teknologi ini akan menghapus dua hambatan terbesar adopsi kendaraan listrik: keterbatasan jarak tempuh dan lama pengisian daya. Hal ini diperkirakan mempercepat pengurangan ketergantungan pada bensin serta memperkuat posisi EV sebagai kendaraan masa depan.(*)

REPORTER: