‘Mr Manchester United’ Meninggal Dunia di Usia 62 Tahun, Sosok Fans Setia yang Ubah Namanya Demi Cinta ke Setan Merah


Marin Zdravkov Lavidzhov – yang mengganti namanya menjadi Mr Manchester United – telah meninggal dunia (Foto: The Sun)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Dunia sepak bola tengah berduka atas kepergian sosok penggemar sejati yang dikenal dengan nama “Mr Manchester United”. Pria asal Bulgaria bernama asli Marin Zdravkov Lavidzhov itu meninggal dunia di usia 62 tahun.
Ia menjadi terkenal setelah secara resmi mengganti namanya menjadi Manchester Zdravkov Levidzhov United pada tahun 2014, sebagai bentuk cintanya yang luar biasa kepada Manchester United.
Cinta Lavidzhov pada klub berjuluk Setan Merah bermula dari kemenangan dramatis di final Liga Champions 1999, ketika Manchester United menumbangkan Bayern Munich 2-1 di Camp Nou untuk meraih treble bersejarah di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.
Keputusannya mengganti nama bukanlah hal mudah—ia memperjuangkannya selama 15 tahun sebelum akhirnya disahkan oleh pengadilan Bulgaria. Bahkan, kisah perjalanannya diabadikan dalam film dokumenter berjudul “My Mate Manchester United” yang dirilis pada 2011.
Sebagai bukti totalitasnya, ia menato logo klub Manchester United di dahinya dan memenuhi rumahnya dengan berbagai memorabilia klub, termasuk poster dan jersei pemain favoritnya seperti David Beckham dan Dimitar Berbatov.
Pada 2014, mimpinya untuk mengunjungi Old Trafford akhirnya terwujud berkat bantuan media Inggris. Ia sempat menangis haru ketika menginjakkan kaki di ruang ganti dan lapangan kebanggaan para pahlawannya.
Menanggapi kabar duka tersebut, pihak Manchester United merilis pernyataan resmi:
“Kami sangat sedih mendengar kabar ini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga serta teman-temannya.”
Lavidzhov, atau Mr Manchester United, sempat kembali ke kota Manchester pada 2017 dan bertemu sejumlah pemain. Meski tak banyak diketahui tentang kehidupannya di tahun-tahun terakhir, kisahnya telah menginspirasi jutaan penggemar di seluruh dunia.
Cintanya kepada Manchester United membuktikan bahwa sepak bola tak sekadar olahraga, melainkan juga bahasa universal yang mampu menyatukan hati dan budaya. Hingga akhir hayatnya, ia tetap hidup sebagai simbol fanatisme sejati—seorang Manchester United seutuhnya.(hm17)