Program Makan Bergizi Gratis Tetap Jalan, DPR Khawatir Kasus Keracunan Meningkat

Sejumlah siswa sekolah menengah pertama yang mengalami keracunan MBG di Kupang pada 22 Juli silam. (Foto: BBC/Mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kepala Badan Bizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak akan diganti dengan pemberian bantuan uang tunai. Menurut Dadan, kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan uang tunai sudah terpenuhi melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Program MBG ini dirancang sejak lama dan fokus pada intervensi pemenuhan gizi. Untuk uang tunai, sudah ada BLT. Jadi kita tidak ingin melakukan itu," ujar Dadan usai konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Dadan juga menekankan MBG berperan dalam memutar roda ekonomi desa. Setiap dapur umum MBG (SPPG) menyerap sekitar 5 ton beras per bulan dari daerah setempat maupun daerah penghasil beras, sehingga mendukung petani lokal dan membentuk ekosistem ekonomi. "Satu SPPG itu setara dengan 2 hektar luas panen," jelas Dadan.
Namun, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengungkapkan kekhawatirannya atas maraknya kasus keracunan MBG. Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Senin (22/9/2025), Charles menyebut jumlah kasus keracunan sejak 14 September mencapai 6.452 anak, naik 1.092 kasus dalam sepekan. Ia menilai kasus ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan kesalahan sistem yang perlu segera ditangani.
Charles menegaskan, meski kasus keracunan meningkat, menghentikan MBG bukan solusi karena program ini merupakan program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. "Solusi yang mungkin dilakukan adalah menekan angka keracunan agar tujuan mulia program ini tercapai dan anggaran negara tidak terbuang sia-sia," kata Charles.(*)