Keracunan MBG di NTT, BGN Minta Maaf

Salah satu menu MBG. (Foto: Antara/Mistar)
Kupang, MISTAR.ID
Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permintaan maaf atas insiden keracunan massal yang dialami ratusan pelajar di Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi dua pekan lalu di dua wilayah, yakni Kota Kupang dan Sumba Barat Daya.
Permintaan maaf disampaikan langsung oleh Deputi Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, saat mengunjungi SMP Negeri 8 Kota Kupang, Senin (4/8/2025).
Dalam kunjungan tersebut, ia menyampaikan keprihatinan dan penyesalan atas insiden tersebut. Ia mewakili pimpinan BGN meminta maaf kepada seluruh orang tua siswa yang terdampak.
Tigor menjelaskan, kunjungannya ke Kupang bertujuan untuk melakukan evaluasi internal terhadap pengelolaan makanan bergizi, termasuk sistem di dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasok makanan ke sekolah.
Menurutnya, dapur SPPG tersebut telah beroperasi sejak 17 Februari 2025, namun insiden ini menunjukkan adanya kelemahan dalam rantai penyediaan makanan dan perlu segera diperbaiki.
“Evaluasi internal akan dilakukan terlebih dahulu. Kenapa kejadian ini bisa terjadi. Padahal, dapur SPPG telah beroperasi sejak 17 Februari 2025,” kata Tigor, dilansir dari CNN Indonesia.
Baca Juga: Target 200 Dapur MBG Tahun 2025, Gubernur Bobby Nasution Minta Semua Pihak Perkuat Kolaborasi
Evaluasi ke depan meliputi pengecekan kesegaran bahan pangan, proses pengolahan, hingga distribusi makanan dari dapur ke sekolah.
BGN juga menyoroti kemungkinan terjadinya kontaminasi di salah satu titik dalam rantai distribusi tersebut. Proses evaluasi ini akan dilakukan setiap hari guna menjamin keamanan makanan ke depannya.
Kasus keracunan pertama terjadi pada Selasa, 22 Juli 2025, di SMP Negeri 8 Kota Kupang, yang menyebabkan sekitar 200 siswa mengalami gejala mual, muntah, pusing, sakit perut, dan sesak napas hingga harus dirawat di tiga rumah sakit. Sehari kemudian, Rabu (23/7), kasus serupa terjadi di Sumba Barat Daya dan menimpa 77 siswa dari tiga sekolah, yakni SMK Negeri 2 Tambolaka, SMK Don Bosco, dan SMA Negeri 1 Tambolaka. Para siswa tersebut juga harus dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.[]
PREVIOUS ARTICLE
Kasus Fitnah terhadap Jusuf Kalla, Silfester Matutina Terancam Dieksekusi Usai Enam Tahun Inkrah