Wednesday, August 13, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Demo Besar Pati 13 Agustus 2025: Lima Tuntutan Warga dan Desakan Mundur Bupati Sudewo

journalist-avatar-top
Rabu, 13 Agustus 2025 09.31
demo_besar_pati_13_agustus_2025_lima_tuntutan_warga_dan_desakan_mundur_bupati_sudewo

Warga menyortir buah pisang dari petani untuk posko penggalangan donasi logistik aksi demo di depan Kantor Bupati Pati, Jawa Tengah. (foto:antara/mistar)

news_banner

Pati, MISTAR.ID

Puluhan ribu warga Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Alun-Alun Pati, Rabu (13/8/2025).

Meski Bupati Sudewo telah membatalkan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen, warga tetap memilih turun ke jalan dengan lima tuntutan baru.

Kronologi Kisruh PBB-P2 di Pati

Kontroversi bermula Minggu (18/5/2025), ketika Sudewo menggelar pertemuan di Pendopo Kabupaten Pati bersama para camat dan anggota Paguyuban Solidaritas Kepala Desa dan Perangkat Desa Kabupaten Pati (Pasopati).

Dalam pertemuan tersebut, disepakati rencana kenaikan PBB-P2 hingga 250 persen, dengan alasan pajak ini belum pernah naik selama 14 tahun.

Kebijakan tersebut memicu kemarahan warga yang menilai kenaikan pajak akan memberatkan beban hidup masyarakat. Sejumlah pihak kemudian menginisiasi aksi demo besar pada 13 Agustus 2025.

Namun, meski Sudewo telah mencabut kebijakan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf, rencana aksi tetap dilanjutkan.

Lima Tuntutan Warga Pati dalam Demo 13 Agustus 2025

Berdasarkan pernyataan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, aksi hari ini membawa lima tuntutan utama:

- Menuntut Sudewo mundur dari jabatan Bupati Pati.

- Menolak kebijakan lima hari sekolah.

- Menolak renovasi Alun-Alun Pati senilai Rp2 miliar.

- Menolak pembongkaran total Masjid Alun-Alun Pati yang memiliki nilai sejarah.

- Mempertanyakan proyek videotron senilai Rp1,39 miliar.

Jumlah Massa dan Pengamanan

Koordinator aksi Ahmad Husein memperkirakan lebih dari 100 ribu warga hadir di Alun-Alun Pati. Jumlah ini melampaui “tantangan” yang sebelumnya disampaikan Bupati Sudewo, yakni 50 ribu peserta.

Sebanyak 2.684 personel gabungan TNI-Polri, berasal dari 14 polres jajaran, dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi.

Kapolresta Pati, Kombes Jaka Wahyudi, menegaskan pihaknya akan mengedepankan pendekatan humanis serta melarang peserta aksi membawa barang berbahaya, seperti senjata tajam, senjata api, bahan peledak, maupun benda keras.

Selain itu, rekayasa lalu lintas telah disiapkan agar aktivitas warga yang tidak mengikuti aksi tetap berjalan normal. Tim medis, pemadam kebakaran, dan pengurai massa juga disiagakan penuh untuk mengantisipasi keadaan darurat.

Bupati Sudewo Tetap di Pati

Menanggapi isu bahwa ia akan berangkat umroh untuk menghindari aksi, Sudewo menegaskan dirinya tetap berada di Pati. Ia beralasan akan menjadi inspektur upacara HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.

“Saya tanggal 17 Agustus itu jadi inspektur upacara. Tidak mungkin saya tinggal umroh. Isu itu tidak benar sama sekali,” ujarnya.

Sementara panitia juga mengimbau seluruh peserta untuk menjaga ketertiban, menghindari tindakan anarkis, dan tidak merusak fasilitas umum.

“Kita hari ini akan membuktikan Pati aman dan damai,” kata Ahmad Husein.

Namun, mereka menegaskan aksi akan terus berlanjut jika Bupati Sudewo tidak mengundurkan diri. “Jika Sudewo tidak mundur, aksi akan kami lanjutkan sampai beliau menyatakan mundur,” ujar Teguh Istiyanto selaku koordinator lapangan aksi. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN