Pameran Lukisan Asmat Kibo: Realis hingga Abstrak Bernilai Ratusan Juta


Salah satu lukisan Asmat Kibo. (f: adil/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Suasana ruang pameran di Taman Budaya Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur tampak berbeda dari biasanya. 25 lukisan dari berbagai ukuran atas nama Asmat dipajang di sana.
Mulai 19 hingga 21 Mei 2025 mendatang, seniman bernama Asmat Kibo memamerkan lukisan-lukisannya untuk dinikmati banyak orang.
“Saya melukis dari kecil, waktu saya SMP (Sekolah Menengah Pertama) sekitar tahun 1997 lah,” ungkap sang Seniman, Asmat Kibo kepada Mistar, Selasa (20/5/2025).
Melukis adalah hobinya sejak kecil. Asmat memulai lukisannya dari aliran realis, dan kini menghasilkan banyak karya dengan gaya abstrak hingga surealis.
“Untuk satu lukisan ada yang satu minggu (selesainya), ada yang dua minggu,” ucap seniman berusia 43 tahun itu.
Memiliki ratusan lukisan, Asmat awalnya hanya ingin mengoleksi saja. Menurutnya, memiliki koleksi lukisan sendiri merupakan sebuah kebanggaan.
Tapi tak menutup kemungkinan untuk hasil karyanya dijual. Bahkan, kata Asmat, beberapa lukisannya telah terjual ke luar negeri.
“Habis dari pameran ini, kita tembak (berangkat) ke Jerman. Tapi mungkin bukan (lukisan) dari sini, tapi yang ada di studio (yang dibawa),” katanya lagi.
Beberapa karya Asmat memiliki harga fantastis, seperti tiga lukisan yang diangkat dari kisah penculikan Dewi Shinta dari epos Ramayana.
“Kalau yang besar, yang tiga ini, sekitar seratus lima puluhan juta rupiah,” ujarnya sembari menunjuk lukisan tersebut.
Sementara, untuk lukisan dengan ukuran lebih kecil dibanderol seharga Rp15 hingga Rp20 juta.
Asmat mengaku tak memiliki ide spesifik dalam melukis. Terkadang dalam satu tahun ia hanya menggambar dua atau tiga lukisan saja.
“Jadi tergantung situasi keadaan,” tuturnya.
Pamerannya kali ini juga bertujuan untuk membangkitkan kesenian di Kota Medan yang saat ini dianggap sedang ‘ketiduran’.
Ia juga ingin menepis pandangan-pandangan miring masyarakat maupun para orang tua tentang seniman.
“Di luar negeri, seniman itu sangat bergengsi. Seperti di Prancis dan Jerman,” ungkapnya.
Asmat berharap, pamerannya ini dapat membangun jiwa seni dan kreativitas serta menarik anak-anak muda di Kota Medan agar berani unjuk gigi.
“Anak-anak yang hobi, khususnya melukis ya melukis saja. Kalau nggak ada alat, kita bisa pakai alat yang murah. Kalau ada rezeki, kumpulkan. Jangan berhenti melukis, supaya bisa nanti dipamerin,” katanya sembari tersenyum. (susan/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Guru Besar FK USU: Pembentukan Kolegium Bukan Tugas Kemenkes