Pameran Lukisan Asmat Kibo di Medan, Upaya Menghidupkan Gairah Seni Rupa


Wali Kota Medan Rico Waas bersama Asmat Kibo (bertopi) mengamati beberapa lukisan. (f: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Sebanyak 25 karya lukisan dari seniman Asmat Kibo dipajang dalam pameran yang berlangsung di Taman Budaya Kota Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 33, Kecamatan Medan Timur, Senin (19/5/2025).
Pameran yang berlangsung hingga Rabu (21/5/2025) menampilkan karya-karya dari berbagai aliran seperti abstrak, realis hingga surealis, dengan rentang tahun pembuatan dari 1997 hingga 2025.
Pelukis Asmat Kibo, 43 tahun, mengatakan bahwa lukisan yang dipamerkan sangat beragam dan tidak terpaku pada satu ide. Beberapa lukisan, bahkan terinspirasi dari kisah Ramayana, seperti tiga karya yang menceritakan penculikan Dewi Shinta.
Ia juga menekankan, pameran ini bertujuan untuk membangkitkan kembali gairah seni rupa di Medan yang saat ini dianggap ‘ketiduran’.
“Harapannya, mungkin bisa jadi edukasi, bisa juga menjadi semangat untuk teman-teman membuat pameran selanjutnya. Biar nggak vakum seni di Kota Medan ini,” ucapnya usai kegiatan.
Wali Kota Medan, Rico Waas, turut mengapresiasi pameran itu dan menilai bahwa karya-karya yang ditampilkan mampu membuka cakrawala masyarakat dalam memaknai seni. Ia mengatakan bahwa seni bukan hanya soal keindahan, tapi juga tentang cerita dan proses kreatif yang dilewati oleh sang seniman.
“Kami pemerintah Kota Medan ingin memberikan ruang yang luas dan dorongan yang kuat di dalam dunia seni, baik itu seni rupa, teater, musik dan juga budaya,” kata Rico.
Ia juga menyebut bahwa kota Medan membutuhkan lebih banyak ruang diskusi dan ekspresi untuk seni dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung kegiatan seni ke depannya.
Menurutnya, seni rupa di kota Medan perlu mendapatkan tempat yang lebih layak seperti di kota-kota besar lainnya. Ia juga menyarankan agar tempat seperti Warenhuis bisa digunakan untuk pameran-pameran seni.
Rico berharap karya-karya seperti milik Asmat Kibo dapat dinikmati oleh lebih banyak masyarakat, dan bukan hanya oleh seniman atau pengamat dari luar kota.
Seorang pengunjung, Aisyah, mengaku terkesan dengan karya-karya yang ditampilkan.
“Di belakang ada lukisan ibu-ibu yang seperti sedang bergosip, menurutku itu menarik dan jarang dilukis. Ada juga lukisan Rahwana dan Hanoman yang seperti bertengkar, beberapa lukisan seperti ada keterkaitan satu sama lain,” ujarnya.
Ia berharap, pameran lukisan serupa dapat terus dilaksanakan dan semakin berkembang, dengan menghasilkan seniman-seniman baru di Kota Medan. (susan/hm20)