Monday, September 1, 2025
home_banner_first
MEDAN

HMI Medan: Gelombang Demo Berisiko Ditunggangi dan Ancam Disintegrasi

journalist-avatar-top
Minggu, 31 Agustus 2025 12.29
hmi_medan_gelombang_demo_berisiko_ditunggangi_dan_ancam_disintegrasi

Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi dan Politik HMI Cabang Medan, Ilham Panggabean. (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Aksi demonstrasi di sejumlah wilayah di Indonesia yang marak akhir-akhir ini dinilai berisiko ditunggangi oleh pihak-pihak yang ingin menjerumuskan Indonesia ke dalam situasi kekacauan dan disintegrasi.

Pernyataan ini disampaikan Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi dan Politik Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan, Ilham Panggabean, kepada Mistar dalam keterangan tertulis, Minggu (31/8/2025).

"Tanpa langkah kepemimpinan presiden yang jelas, gelombang demonstrasi berisiko ditunggangi oleh pihak-pihak yang ingin menjerumuskan Indonesia ke dalam kekacauan dan disintegrasi," katanya.

Untuk itu, ia mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil sikap strategis, tegas, dan tepat dalam mengawal agenda reformasi DPR dan Polri.

"Kepemimpinan presiden akan menjadi faktor penentu apakah krisis legitimasi ini akan bertransformasi menjadi momentum pembaruan atau justru menjadi awal keterpurukan yang mengancam kohesi nasional," ucap Ilham.

Menurutnya, pembubaran lembaga negara bukan solusi. Dikatakan Ilham, seharusnya yang dilakukan ialah reformasi struktural dan substantif dengan meningkatkan transparansi pengambilan putusan politik.

"Kemudian memperkuat mekanisme pengawasan internal dan eksternal, serta membangun kultur politik yang berpihak pada rakyat, bukan sekadar retorika politik. Selain itu, reformasi mendasar di tubuh Polri juga harus dilakukan agar penegakan hukum berjalan adil, proporsional, serta bebas dari tindakan represif," ujarnya.

Ilham pun mendesak pimpinan DPR untuk membuka ruang dialog substantif dengan masyarakat sipil, akademisi, serta mahasiswa dalam rangka menyusun agenda reformasi yang terukur dan nyata.

"DPR hanya akan semakin teralienasi dari rakyat yang diwakilinya jika tidak terbuka terhadap kritik. Kami pun menekankan urgensi transformasi Polri sesungguhnya berdasarkan prinsip presisi, bukan jargon. Namun, praktik nyata yang menghentikan pendekatan represif serta membangun kembali kepercayaan publik," tuturnya.

Dia mengajak masyarakat, mahasiswa, dan pelajar untuk terus menjaga daya kritis dan semangat perjuangan dengan cara damai, bermartabat, dan berorientasi pada tujuan.

"Jangan biarkan provokasi menodai cita-cita luhur demokrasi. Aksi damai yang didasarkan pada data, pengetahuan, dan argumentasi rasional jauh lebih kuat nilainya daripada tindakan destruktif yang justru melemahkan perjuangan dan memberi ruang pada infiltrasi agenda tersembunyi," ucap Ilham.

Aksi demonstrasi berskala besar yang terjadi belakangan ini, kata dia, merupakan refleksi dari gagalnya sebagian mekanisme representasi dan tata kelola keamanan negara dalam memenuhi ekspektasi publik.

"Gelombang demonstrasi ini merupakan ekspresi kegelisahan publik atas kinerja lembaga negara, khususnya DPR dan Polri. Tuntutan keras seperti bubarkan DPR maupun reformasi DPR dan Polri tidak dapat dipandang semata sebagai luapan emosional, melainkan sebagai indikator krisis legitimasi yang serius," ujar Ilham. (deddy/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN