Thursday, August 21, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

PB IDI: Pemeriksaan Sputum Jadi Standar Diagnosis Tuberkulosis

journalist-avatar-top
Kamis, 21 Agustus 2025 14.01
pb_idi_pemeriksaan_sputum_jadi_standar_diagnosis_tuberkulosis

Ilustrasi pemeriksaan sputum. (Foto: Wikiambisius/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Hamzah Hasan, MM mengatakan pemeriksaan sputum merupakan standar utama dalam menegakkan diagnosis Tuberkulosis (TB).

Menurutnya, meski foto rontgen (thorax) bisa digunakan untuk mendeteksi indikasi TB, hasilnya tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan sputum agar diagnosis lebih akurat.

Hamzah menjelaskan, hasil pemeriksaan rontgen tidak bisa dijadikan dasar tunggal dalam pengobatan. Sebab, terapi TB membutuhkan waktu panjang, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting agar tidak salah dalam pemberian obat.

“Kita tahu pengobatan TB itu sangat lama kalau memang diagnosisnya TB. Kita juga tidak boleh mengobati TB kalau bukan pasien TB,” ujarnya kepada Mistar, Kamis (21/8/2025).

Ia menambahkan, pemeriksaan sputum memerlukan proses waktu karena pasien harus bisa mengeluarkan dahak untuk kemudian diuji di laboratorium. Hasil pemeriksaan yang positif akan memastikan pasien menderita TB dan wajib menjalani pengobatan rutin agar tidak berkembang menjadi TB resisten.

Senada, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr dr Delyuzar, M.Ked(PA), Sp.PA(K) menekankan pentingnya diagnosis akurat sebelum memulai pengobatan.

“Apalagi pengobatan TB kalau sudah dimulai, maka waktunya panjang. Sehingga kepastian tidak cukup hanya dengan foto rontgen,” katanya.

Direktur Eksekutif Jaringan Kesejahteraan Kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia itu juga menegaskan, proses diagnosis tidak bisa dipaksakan cepat, sebab gejala yang mirip belum tentu menunjukkan penyakit yang sama.

“Dengan gejala yang sama, obatnya bisa berbeda kalau penyakitnya berbeda,” tutur Delyuzar. (berry/hm25)

REPORTER: