Orang Tua Ceritakan Gejala Awal Penyakit Moyamoya yang Dialami Nadirah Asal Labuhanbatu

Kedua orang tua Nadirah Roima Alfaini Harahap saat diwawancarai Mistar. (Foto: Berry/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Seni Budiaseh, 40 tahun, dan Salman Alfarizi Harahap, 41 tahun, pasangan suami istri asal Labuhanbatu menceritakan kronologi penyebab anak keduanya, Nadirah Roima Alfaini Harahap, 10 tahun, didiagnosis penyakit langka moyamoya disease.
Budiaseh mengatakan, awalnya Nadirah Roima pada usia lima tahun mengalami kebas (kesemutan) di tangan sebelah kiri. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa hal tersebut menjadi awal mula penyakit anaknya.
“Kami menanyakan ke dokter di lokasi kerja ayahnya. Dokter menyuruh agar dibawa ke rumah sakit, dan kata dokter RS tersebut, dia (anaknya) kekurangan zat besi, sehingga saya memberinya konsumsi sayur-sayuran,” ujarnya kepada Mistar, Senin (29/9/2025).
Lebih lanjut, Budiaseh menuturkan setelah kejadian tersebut, Nadirah tidak pernah mengalami gejala kebas seperti di awal, hingga dirinya menginjak kelas 4 SD.
Alih-alih merasa sudah sembuh, Nadirah, menurut ibunya, saat memasuki akhir kelas 4 SD mulai kembali mengalami gejala kebas. Budiaseh mengatakan, pada Senin (17/7/2025) ketika memasuki kelas 5 SD, anaknya mengeluh sakit di bagian leher.
“Saat anak saya pulang sekolah itulah, Nadirah merasakan sakit di lehernya dan merasa tegang. Tidak lama setelahnya, ternyata anak saya tidak sadarkan diri (pingsan),” tuturnya.
Keluarga langsung membawa Nadirah ke RS terdekat, yaitu Rumah Sakit Umum Karya Bakti, yang selanjutnya ditangani tim dokter dan menjalani pemeriksaan CT scan.
“Dokter mengatakan ada pecah pembuluh darah di otaknya Nadirah, sehingga kami disarankan untuk dirujuk ke RSU Imelda. Demi kebaikan anak, kami pun pergi ke rumah sakit tersebut,” ucapnya.
Budiaseh menjelaskan, anaknya dirawat selama 10 hari, dengan rincian dua hari di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU), enam hari di unit stroke, dan dua hari di ruang rawat inap.
Ia mengaku, setelah anaknya dirawat inap, ia menerima surat dari dokter spesialis bedah saraf RSU Imelda untuk merujuk Nadirah ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan guna menemui dokter bedah saraf lainnya.
Singkat cerita, Budiaseh bersama anaknya kembali datang ke RSUP H. Adam Malik pada Jumat (15/8/2025) untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya, pada Senin (25/8/2025), Nadirah menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
“Rupanya, Senin kemarin, diberitahukan dokter bahwa Nadirah memang sudah dua kali mengalami pecah pembuluh darah di otak. Saat kecil memang sudah ada (pecah pembuluh darahnya), kemudian kejadian fatalnya pada Juli 2025 kemarin,” katanya.
Sebelumnya, pada Sabtu (27/9/2025), tim dokter RSUP H. Adam Malik bersama tim dokter Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono memulai proses operasi pembuluh darah otak pertama di Sumut. Nadirah, menjadi anak pertama yang menjalani operasi tersebut. (berry/hm25)
BERITA TERPOPULER









