Zelenskiy di PBB: Desak Dunia Hentikan Perang Rusia dan Buka Ekspor Senjata Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berpidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di markas besar PBB di New York, AS, Rabu (24/92025). (foto:reuters/bingguan/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan kepada kekuatan dunia untuk bekerja sama menghentikan perang Rusia di negaranya. Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB yang dihadiri 193 negara, Zelenskiy menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya memperluas pertempuran melampaui Ukraina.
Zelenskiy menegaskan bahwa perang ini telah memicu perlombaan senjata paling merusak dalam sejarah modern. Ia juga mengumumkan bahwa Ukraina siap membuka ekspor senjatanya kepada negara-negara sekutu.
“Faktanya sederhana: menghentikan perang ini jauh lebih murah daripada membangun taman kanak-kanak bawah tanah atau bunker besar untuk infrastruktur penting di masa depan,” tutur Zelenskiy, dikutip dari Reuters, Rabu (24/9/2025).
Tuduhan Pelanggaran Wilayah Udara NATO
Zelenskiy menyoroti dugaan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat tak berawak Rusia dan jet tempur di Polandia serta Estonia yang merupakan anggota NATO. Ia menyebut insiden itu sebagai bukti Putin sedang “menguji batas-batas baru” dalam konflik Ukraina.
“Sekarang drone Rusia sudah terbang di seluruh Eropa, dan operasi Rusia sudah menyebar ke berbagai negara. Putin ingin melanjutkan perang ini dengan memperluasnya, dan tidak ada yang bisa merasa aman sekarang,” kata Zelenskiy.
Ukraina Buka Ekspor Senjata
Dalam pidatonya, Zelenskiy juga menegaskan bahwa Ukraina telah memutuskan untuk mengekspor senjata modernnya kepada negara-negara sahabat.
“Anda tidak perlu memulai balapan ini dari awal. Kami siap berbagi apa yang telah terbukti di medan perang. Kami telah memutuskan membuka ekspor senjata, sistem yang telah diuji dalam perang nyata ketika lembaga-lembaga internasional gagal,” ujar Zelenskiy.
Langkah ini disebut sebagai upaya memperkuat pertahanan sekutu sekaligus menunjukkan kesiapan Ukraina menjadi mitra keamanan global di tengah konflik yang belum usai. (*)