Thursday, August 28, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Valentina Gomez Dikecam Usai Bakar Al-Qur’an di Video Kampanye Kongres AS

journalist-avatar-top
Kamis, 28 Agustus 2025 16.23
valentina_gomez_dikecam_usai_bakar_alquran_di_video_kampanye_kongres_as

Valentina Gomez. (foto:tangkapanlayar/x/mistar)

news_banner

Texas, MISTAR.ID

Valentina Gomez, kandidat Partai Republik untuk Kongres Amerika Serikat (AS) dari Texas, menuai kecaman luas setelah mengunggah video kampanye yang kontroversial.

Dalam video tersebut, Gomez terlihat membakar Al-Qur’an sambil menyampaikan seruan provokatif yang dianggap sebagai bentuk ujaran kebencian.

"Putri-putrimu akan diperkosa, dan putra-putramu akan dipenggal, kecuali kita menghentikan Islam untuk selamanya," ujarnya dalam video itu yang tak diketahui kapan dimuat, ditulis laman Arab News dan Hindustan Times, dilansir Kamis (28/8/2025).

Memakai celana ala militer, dalam video itu ia membawa penyembur api. Penyembur api itu, tiba-tiba ia semprotkan ke Al-Quran yang diletakkan di atas tumpukan batu bata.

"Amerika adalah negara Kristen, jadi para teroris Muslim itu boleh pergi ke mana pun dari 57 negara Muslim. Hanya ada satu Tuhan yang benar, yaitu Tuhan Israel," katanya dengan sound lagu rapper Kanye West.

"Aku akan mengakhiri Islam di Texas, semoga Tuhan membantuku," tulis Valentina dalam unggahannya di akun X-nya @ValentinaForUSA, Selasa (26/8/2025).

Aksi itu memicu reaksi keras dari masyarakat internasional, termasuk tokoh lintas agama, kelompok hak asasi manusia, hingga warga Amerika sendiri. Banyak pihak menilai tindakan Gomez tidak hanya melukai umat Muslim, tetapi juga memperburuk sentimen intoleransi dan Islamofobia di AS.

Sejumlah organisasi hak sipil mendesak Komisi Pemilihan AS untuk meninjau ulang pencalonannya, sementara para pemimpin komunitas Muslim menuntut permintaan maaf terbuka.

Meski dikecam, Gomez hingga kini belum memberikan klarifikasi resmi selain tetap mengkampanyekan isu anti-imigrasi dan kebijakan konservatif lain yang menjadi basis dukungannya.

Insiden ini menambah daftar panjang kontroversi politik Amerika, di mana isu agama kerap dijadikan alat politik menjelang pemilu. (**/hm16)

REPORTER: