Tradisi Penggantian Nama Paus: Sejarah, Makna, dan Alasan di Baliknya


Ilustrasi. (f:vaticannews/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Dalam tradisi Gereja Katolik, salah satu tindakan pertama yang dilakukan seorang Paus setelah terpilih adalah memilih nama baru.
Nama baru tersebut akan diumumkan Kardinal Protodiakon dalam momen penting yang dikenal dengan "Habemus Papam".
Tradisi itu, meskipun tidak berlaku pada awal Kekristenan, kini telah menjadi simbol penting dalam transisi kepemimpinan spiritual di Tahta Suci.
Asal-Usul Tradisi Penggantian Nama Paus
Tradisi mengganti nama Paus dimulai secara formal pada tahun 955 dengan terpilihnya Paus Yohanes XII.
Namun, praktik ini memiliki akar sejarah sejak milenium pertama, saat banyak Paus awal memilih nama baru karena nama lahir mereka memiliki unsur paganisme.
Kebiasaan ini merefleksikan makna spiritual yang mendalam, yakni bahwa pemilihan sebagai Paus dipandang sebagai kelahiran kembali dalam pelayanan kepada Gereja.
Contoh awal yang paling mencolok adalah Santo Petrus, yang lahir dengan nama Simon.
Tidak Semua Paus Mengganti Nama
Dari 266 Paus yang tercatat dalam sejarah (267 termasuk Paus saat ini), hanya 129 yang memilih nama baru.
Hal ini menunjukkan bahwa praktik penggantian nama tidak selalu diterapkan secara konsisten hingga menjadi standar tetap pada abad ke-10.
Alasan Paus Memilih Nama Tertentu
Pemilihan nama Paus sering kali dipengaruhi oleh rasa hormat, kekaguman, atau keinginan untuk melanjutkan visi pendahulunya. Nama tersebut juga bisa menjadi simbol dari arah baru atau semangat reformasi.
Misalnya, Paus Fransiskus adalah yang pertama mengambil nama dari Santo Fransiskus dari Assisi, menandakan komitmennya terhadap kesederhanaan dan pembaruan Gereja.
Nama Paus sebagai Bentuk Penghormatan
Banyak Paus memilih nama dari pendahulu mereka yang berpengaruh. Ini terlihat dalam pilihan nama seperti Yohanes, Gregorius, Benediktus, dan Pius—semuanya memiliki sejarah panjang dalam tradisi Kepausan.
Nama sebagai Simbol Inovasi
Sebaliknya, beberapa Paus memilih nama baru untuk mencerminkan arah yang berbeda.
Contohnya adalah Paus Yohanes Paulus I, yang merupakan Paus pertama yang mengambil dua nama sekaligus sebagai penghormatan kepada dua Paus sebelumnya, Yohanes XXIII dan Paulus VI. Tradisi ini dilanjutkan oleh Yohanes Paulus II.
Nama Paus yang Paling Sering Digunakan
Yohanes: Dipilih oleh 23 Paus, dimulai dari Yohanes I pada tahun 523.
Gregorius: Nama ini digunakan oleh 16 Paus, merujuk pada Santo Gregorius Agung.
Benediktus: Digunakan oleh 16 Paus, termasuk Benediktus XVI (Joseph Ratzinger).
Pius: Digunakan oleh 12 Paus, paling dominan dari abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-20.
Nama yang Tidak Pernah Digunakan oleh Paus
Beberapa nama yang umum dalam Kekristenan tidak pernah digunakan oleh seorang Paus, seperti Yusuf, Yakobus, Andreas, dan Lukas.
Nama "Petrus" juga tidak pernah dipilih kembali sebagai bentuk penghormatan kepada Rasul Petrus, Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik.
Paus yang Menggunakan Nama Rasul Paulus
Sebanyak enam Paus telah memilih nama Paulus, termasuk Paus Paulus VI (Giovanni Battista Montini), yang dikenal sebagai pelopor perjalanan apostolik internasional.
Penjelasan Benediktus XVI Tentang Pilihan Namanya
Dalam audiensi umum pertamanya pada 27 April 2005, Paus Benediktus XVI menjelaskan bahwa ia memilih nama tersebut untuk menghormati Benediktus XV, seorang Paus selama Perang Dunia I, dan Santo Benediktus dari Nursia, pelindung monastisisme Barat dan Eropa.
Demikian dirangkum Mistar, pada Kamis (8/5/2025), dari tulisan Lisa Zengarini yang dilansir media Vatican News. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan