Wednesday, April 30, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Diplomat Kawakan Vatikan asal Italia Kandidat Kuat Paus Baru

journalist-avatar-top
Rabu, 30 April 2025 16.47
diplomat_kawakan_vatikan_asal_italia_kandidat_kuat_paus_baru

Kardinal Pietro Parollin asal Italia. (f:afp/mistar)

news_banner

Roma, MISTAR.ID

Diplomat kawakan Vatikan yang bekerja selama 12 tahun dengan mendiang Paus Fransiskus dijagokan menjadi Paus yang baru, yakni bernama Kardinal Pietro Parollin.

Saat ini, pria berusia 70 tahun itu menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan. Sekretaris Negara ini merupakan orang nomor dua di Vatikan yang dijuluki sebagai Perdana Menteri.

Parollin adalah warga negara Italia. Selama bertugas Vatikan, dia dikenal sebagai pribadi tenang dan menguasai berbagai bahasa. Sedangkan pengalaman diplomatik Parolin terbentang mulai dari Asia, Timur Tengah hingga Amerika Latin.

Parollin juga dikenal memainkan peran kunci dalam mediasi Amerika Serikat dan Kuba. Ia juga punya peran strategis saat kesepakatan dengan China untuk menunjuk uskup.

Di dunia diplomatik, nama Parollin dikenal luas berbagai pemimpin dunia dan diplomat. Sedangkan di internal Vatikan, dia punya pemahaman baik mengenai Kuria Vatikan yakni perangkat administratif di Tahta Suci.

Konklaf Digelar pada 7 MeiSementara itu, konklaf untuk pemilihan Paus baru pengganti Paus Fransiskus bakal digelar pada Rabu (7/5/2025) mendatang. Diketahui, Paus Fransiskus mangkat pada 21 April 2025 dan dimakamkan 26 April 2025.

Posisi yang moderat terhadap berbagai isu sosial serta keyakinan dirinya akan melanjutkan kebijakan Paus Fransiskus menjadi nilai plus mengapa Parollin dijagokan.

Hal itu disampaikan seorang sumber di Vatikan pada Selasa (29/4/2025) yang mengungkap Parollin punya kemampuan untuk mengupayakan rekonsiliasi faksi-faksi di Gereja Katolik.

"Dia (Parollin) adalah kardinal yang paling terkenal dari semuanya. Namun pertanyaannya adalah apakah profilnya akan membantu menciptakan konsensus di sekelilingnya. Itu juga dapat merugikannya," kata seorang sumber gerejawi di Roma yang berbicara secara anonim.

Menurutnya, dia tetap berada dalam peran yang sangat institusional."Sulit untuk mengetahui apa yang dipikirkannya, yang dapat menjadi titik lemah," ucapnya. (kumparan/hm18)

REPORTER:

RELATED ARTICLES