Presiden Kolombia Tuduh AS Bom Kapal Warganya di Dekat Venezuela

Presiden Kolombia Gustavo Petro. (foto: AFP)
Bogota, MISTAR.ID
Presiden Kolombia Gustavo Petro menuding pasukan Amerika Serikat telah mengebom kapal milik Kolombia yang berada di lepas pantai Venezuela pada akhir pekan lalu. Kapal tersebut, menurutnya, mengangkut sejumlah warga Kolombia.
Melalui unggahan di platform X, Petro menyatakan berdasarkan indikasi awal, kapal terakhir yang dihantam dalam serangan militer AS adalah milik Kolombia dan membawa warga negaranya.
"Indikasi menunjukkan kapal terakhir yang dibom adalah milik Kolombia dan ada warga Kolombia di dalamnya," tulis Petro.
Presiden Petro juga mengutip pernyataan Senator AS Adam Schiff, yang menyuarakan penolakan terhadap serangan militer terhadap kapal-kapal di wilayah Karibia. Ia menyerukan agar keluarga korban yang merasa terdampak segera melapor ke pihak berwenang Kolombia.
Lebih jauh, Petro menyalahkan kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden AS Donald Trump atas meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. "Tak ada perang melawan penyelundupan, yang ada adalah perang melawan minyak. Dunia harus menghentikan ini," ujar Petro. "Agresi ini ditujukan terhadap seluruh wilayah Amerika Latin dan Karibia," tambahnya.
Tudingan Petro langsung dibantah pejabat Gedung Putih, yang menyebut pernyataan itu tidak berdasar dan tercela.
"Amerika Serikat berharap Presiden Petro secara terbuka mencabut pernyataan yang tak berdasar dan tercela ini, agar kita bisa kembali berdialog secara produktif membangun masa depan yang sejahtera bagi rakyat Amerika Serikat dan Kolombia," ujar pejabat tersebut kepada Reuters.
Meski begitu, pejabat itu menegaskan Kolombia tetap menjadi mitra strategis penting bagi AS, meskipun terdapat perbedaan kebijakan. Ia juga menyebut kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam isu keamanan kawasan.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan maupun Kementerian Luar Negeri AS mengenai insiden tersebut.
Sebelumnya, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump diketahui meluncurkan serangkaian serangan terhadap sejumlah kapal yang dianggap mencurigakan di lepas pantai Venezuela. Beberapa kapal Venezuela yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba menjadi sasaran.
Serangan tersebut dilaporkan menyebabkan 21 orang tewas, memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Kolombia, yang mengklaim salah satu kapal yang diserang membawa warga negaranya.