Friday, July 18, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Perang Drone Mengubah Medan Tempur Ukraina: Strategi, Inovasi, dan Ketergantungan Baru

journalist-avatar-top
Kamis, 17 Juli 2025 14.32
perang_drone_mengubah_medan_tempur_ukraina_strategi_inovasi_dan_ketergantungan_baru

Ilustrasi, Perang Drone Mengubah Medan Tempur Ukraina. (foto:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

"Drone, drone, drone. Hanya drone. Banyak drone." Demikian kesaksian Ivan, komandan peleton Ukraina yang baru dievakuasi dari garis depan.

Di tengah konflik yang kian sengit, kendaraan udara tak berawak (UAV) menjadi elemen krusial dalam pertahanan Ukraina melawan Rusia.

Langit di sepanjang garis kontak—mencapai 10 km dari kedua sisi—dipenuhi oleh berbagai jenis drone: pengintai, penyerang, hingga kamikaze.

Perang ini telah menjelma sebagai konflik drone terbesar dalam sejarah modern, mengimbangi kekuatan konvensional Rusia seperti tank dan artileri. Demikian dikutip dari Reuters, Kamis (17/7/2025).

Menurut laporan internal Ukraina, sekitar 69% serangan terhadap pasukan Rusia dan 75% terhadap kendaraan militer kini dilakukan oleh drone. Sementara artileri hanya menyumbang sekitar 18% dari serangan infanteri.

Taktik Baru Rusia dan Respons Ukraina

Pasukan Rusia kini bergerak dalam kelompok kecil menggunakan sepeda motor atau quad untuk menghindari deteksi, sekaligus memancing tembakan Ukraina agar dapat diserang balik dengan UAV.

Meski begitu, Rusia tetap mengalami kemajuan lambat di beberapa wilayah timur dan utara.

Sebagai respons, Ukraina terus meningkatkan produksi dan inovasi UAV, termasuk drone serat optik yang tahan terhadap gangguan elektronik, serta sistem koordinasi seperti OCHI yang mengintegrasikan lebih dari 15.000 pilot drone.

Drone Serangan Jarak Jauh: Solusi Asimetris Ukraina

Kyiv menargetkan produksi 30.000 drone jarak jauh pada 2024 untuk menyerang target strategis di dalam wilayah Rusia.

Meski lebih murah dari rudal, drone ini dinilai efektif untuk menyerang depot amunisi hingga infrastruktur energi musuh.

"Ini adalah jawaban asimetris kami," kata Vadym Sukharevskyi, mantan komandan pasukan drone Ukraina. Biaya drone jenis ini berkisar $50.000–$300.000, jauh lebih murah dibanding rudal berjangkauan sama.

Peran Eropa Kian Menonjol, Ketergantungan pada AS Menyusut

Di tengah ketidakpastian dukungan AS, terutama setelah pernyataan Donald Trump yang ingin menyalurkan bantuan lewat NATO, Ukraina semakin bergantung pada Eropa.

Menurut Kiel Institute, bantuan militer dari Eropa kini telah melampaui AS, mencapai €72 miliar dibanding €65 miliar dari Washington.

Ukraina kini memproduksi sekitar 2,4 juta peluru mortir secara mandiri dan telah menetapkan target untuk memenuhi 50% kebutuhan militer dari produksi dalam negeri dalam enam bulan ke depan.

Meski begitu, Kyiv tetap membutuhkan dukungan AS, khususnya dalam pertahanan udara seperti sistem Patriot dan intelijen satelit yang tak bisa digantikan Eropa sepenuhnya.

Drone Jadi Tulang Punggung Startegi Militer

Drone kini menjadi tulang punggung strategi militer Ukraina. Meski belum sepenuhnya menggantikan artileri dan senjata berat, UAV memberi Ukraina keunggulan taktis dan ruang bernapas dalam perang yang melelahkan ini.

Dengan meningkatnya bantuan dari Eropa dan inovasi di sektor pertahanan dalam negeri, Ukraina mencoba menyeimbangkan kekuatan dalam konflik jangka panjang melawan Rusia. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN