Monday, June 16, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Melihat Kecanggihan Shahed 129 dan Shahed 136, Drone Milik Iran yang Menembus Pertahanan Israel

journalist-avatar-top
Senin, 16 Juni 2025 00.33
melihat_kecanggihan_shahed_129_dan_shahed_136_drone_milik_iran_yang_menembus_pertahanan_israel

Drone Shahed 129, dipamerkan di Teheran, 2019. (Foto: Wikimedia Commons by The Jerusalem Post)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Sekitar 100 drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV/pesawat udara nirawak) bermuatan bahan peledak diluncurkan dari Iran dan Irak menuju Israel pada Jumat (13/6/2025) dini hari lalu. Hal ini membuat Angkatan Udara Israel melakukan upaya intersepsi intensif, menutup wilayah udara sipil. Komando Front Dalam Negeri Israel langsung meminta warganya masuk ke tempat perlindungan.

Di antara pesawat yang masuk terdapat dua model Teheran yang paling tangguh, Shahed 129 dan Shahed 136, yang kemampuannya menggambarkan skala ancaman saat ini.

Serangan dimulai ketika sejumlah drone lepas landas dari wilayah Iran dan titik-titik lain di Timur Tengah, termasuk Irak.

Beberapa di antaranya dicegat di luar wilayah udara Israel, namun beberapa dapat lolos. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan bahwa drone tambahan dapat mencapai negara itu dalam beberapa jam mendatang. IDF menggambarkan serangan drone ini sebagai ancaman berkepanjangan yang mengharuskan masyarakat untuk mengikuti instruksi keamanan dengan saksama.

Shahed 129: Platform multi-misi jarak jauh

Shahe 129 adalah drone atau UAV taktis canggih yang dimodelkan berdasarkan sistem Barat seperti Predator MQ-1 Amerika.

Drone ini mampu terbang hingga 24 jam dan terbang sejauh 1.700 kilometer—kira-kira jarak dari Iran bagian tengah ke Israel. Pesawat nirawak ini memungkinkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) untuk menyerang atau mengumpulkan intelijen tanpa bergantung pada stasiun pengisian bahan bakar atau stasiun relay di tengah misi.

Dipersenjatai hingga empat rudal Sadid yang dipandu, Shahed 129 dapat mengenai target darat dengan presisi tinggi.

Pesawat ini membawa peralatan pencitraan termal, tautan komunikasi canggih, dan sistem kendali jarak jauh, yang memungkinkannya untuk beroperasi di area yang penuh dengan gangguan sinyal atau peperangan elektronik.

IRGC telah menggunakan platform tersebut di Suriah, Yaman, dan Irak, menyerang aset dan lokasi strategis AS sambil meminimalkan deteksi dini.

Intelijen Barat yakin Iran terus meningkatkan akurasi amunisi, profil siluman, dan perangkat navigasi model tersebut.

Shahed 136: Murah, sederhana, dan mematikan

Sebaliknya, Shahed 136 adalah sistem yang jauh lebih murah—tetapi tidak kalah mematikan.

Dirancang sebagai "drone bunuh diri" satu arah, ia membawa hulu ledak seberat 20 hingga 50 kilogram dan menabrak target yang telah diprogram sebelumnya. Konstruksi dasarnya—sayap lurus, badan pesawat yang sempit, dan mesin piston belakang kecil—menjaga biaya tetap rendah, memungkinkan Iran untuk memproduksi dan meluncurkan pesawat dalam gelombang yang padat. Bahkan jika sebagian ditembak jatuh, yang lain dapat menerobos.

Drone Shahed-136 dipamerkan di pameran Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam di Qom, Iran, 2023. (Foto: Wikimedia Commons by The Jerusalem Post)

Meskipun Shahed 136 tidak memiliki peralatan navigasi canggih, GPS bawaannya (dan terkadang kamera kecil yang menghadap ke depan) memberikan akurasi yang memadai terhadap lokasi yang tetap atau dengan pertahanan yang lemah.

Terbang rendah dan relatif lambat, pesawat nirawak ini dapat menghindari radar—terutama saat puluhan pesawat berada di udara sekaligus. Rusia telah menggunakan jenis ini secara luas terhadap jaringan listrik dan blok perumahan Ukraina, sementara proksi Iran telah menyebarkannya terhadap pangkalan AS di Irak dan Arab Saudi.

Pelajaran dari medan perang tersebut telah memperkuat status model tersebut sebagai alat pengganggu jarak jauh pilihan Teheran.

Serangan hari Jumat menunjukkan kekuatan Iran untuk memasangkan UAV canggih yang dipersenjatai dengan segerombolan amunisi murah yang berkeliaran.

Strategi tersebut bertujuan untuk membanjiri jaringan pertahanan udara Israel, membingungkan operator radar, dan menciptakan kerusakan fisik dan psikologis di garis depan.

Saat ini IDF terus melacak drone yang tersisa dan menilai dampaknya. Warga Israel diminta selalu siap siaga, selalu memegang HP agar secepatnya mendapatkan informasi mengenai adanya serangan dan segera menuju tempat perlindungan.

Pejabat pertahanan Israel menekankan bahwa situasinya masih belum pasti dan bahwa serangan tambahan, atau dampak, dapat terjadi sepanjang hari. []

Sumber: The Jerusalem Post


REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN