Beijing, MISTAR.ID

Pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organisation (SCO) dijadwalkan berlangsung pada 31 Agustus hingga 1 September 2025 di Tianjin, China. Pemerintah Tiongkok sebagai tuan rumah tengah mempersiapkan sejumlah agenda strategis, termasuk mempererat kerja sama dengan negara anggota dan mitra dialog.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menyampaikan para menteri luar negeri negara anggota SCO dan kepala badan tetap SCO di Beijing telah menyatakan apresiasi atas kepemimpinan China sebagai ketua bergilir. Mereka juga menyatakan kesiapan untuk menyukseskan KTT SCO Tianjin, seperti dilansir Antara, Kamis (17/7/2025).

SCO dibentuk pada 15 Juni 2001 sebagai kelanjutan dari kerja sama “The Shanghai Five” dan kini memiliki sembilan negara anggota tetap, termasuk China, Rusia, India, dan Iran. Selain itu, terdapat tiga negara pemantau dan 14 mitra dialog.

Menjelang KTT, Presiden Xi Jinping menerima para menteri luar negeri negara anggota SCO di Beijing. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran SCO di tengah dinamika global serta pentingnya memperkuat kerja sama berdasarkan “Semangat Shanghai”. Ia juga mendorong agar SCO memberikan stabilitas dan energi positif bagi dunia.

Menteri Luar Negeri Wang Yi, yang memimpin pertemuan persiapan, menyampaikan lima usulan utama untuk pengembangan SCO, mulai dari memperkuat fondasi keamanan hingga menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kesetaraan.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas kesiapan politik menuju KTT Tianjin yang diharapkan menjadi simbol solidaritas dan membawa hasil konkret. China saat ini menjabat sebagai ketua bergilir SCO periode 2024-2025 dengan tema “Tahun Pembangunan Berkelanjutan SCO”.

China juga mengusulkan dua dokumen penting untuk memperingati 80 tahun kemenangan Perang Dunia II dan berdirinya PBB sebagai bentuk kontribusi SCO dalam merespons isu-isu global dan regional.

SCO saat ini mencakup 80 persen daratan Eurasia, 40 persen populasi dunia, dan menyumbang 20 persen PDB global. Setelah bergabungnya Iran, organisasi ini juga menguasai sekitar 20 persen cadangan minyak dunia dan 44 persen cadangan gas alam. []