Tuesday, June 24, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Iran Serang Pangkalan AS di Qatar, Dunia Terkejut

journalist-avatar-top
Selasa, 24 Juni 2025 11.26
iran_serang_pangkalan_as_di_qatar_dunia_terkejut

Serangan Iran ke pangkalan militer AS di Qatar (f:ist/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kawasan Timur Tengah kembali berada di titik kritis setelah Iran meluncurkan serangan ke Pangkalan Udara Al Udeid milik Amerika Serikat (AS) di Qatar, Senin (23/6/2025). Serangan ini merupakan respons langsung atas aksi militer AS yang sebelumnya menghantam fasilitas nuklir Iran. Ketegangan pun memuncak, dengan bayang-bayang perang besar yang mengancam stabilitas kawasan.

Presiden AS Donald Trump merespons dengan menyebut serangan Iran sebagai “respons yang sangat lemah”, sembari mengklaim tidak ada korban jiwa di pihak Amerika. “Yang terpenting, mereka telah mengeluarkan semuanya dari 'sistem' mereka, dan mudah-mudahan, tidak akan ada lagi kebencian,” tulis Trump melalui platform Truth Social.

Qatar, sebagai tuan rumah pangkalan militer tersebut, mengutuk keras serangan Iran. Pemerintah menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasional, meski militer Qatar berhasil mencegat sejumlah rudal balistik yang masuk ke wilayah mereka.

Teguran keras dari Iran sendiri sudah disuarakan sebelum serangan terjadi. Jenderal Abdolrahim Mousavi dan penasihat pemimpin tertinggi, Ali Akbar Velayati, telah memperingatkan bahwa semua pangkalan militer AS di Timur Tengah bisa menjadi target balasan.

Situasi ini mendorong langkah-langkah pengamanan dari berbagai pihak. Kedutaan AS di Bahrain memangkas jumlah stafnya, warga Amerika di Qatar diminta berlindung, dan perusahaan minyak multinasional di Irak mulai mengevakuasi tenaga kerja asing.

Sementara itu, Israel memperburuk situasi dengan meluncurkan serangan skala besar ke sejumlah target penting di Iran, termasuk penjara Evin yang terkenal karena menahan tahanan politik dan warga negara asing. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut serangan ini sebagai langkah ekstrem terhadap struktur “penindasan” pemerintah Iran.

Iran mengonfirmasi bahwa penjara Evin terkena serangan dan mengalami kerusakan, namun situasi diklaim tetap terkendali. Tak hanya itu, fasilitas nuklir Fordo juga menjadi sasaran dalam rangkaian serangan tersebut, melanjutkan rangkaian eskalasi setelah serangan AS ke situs bawah tanah di Teheran.

Dunia internasional pun angkat suara. China memperingatkan risiko penyebaran konflik ke jalur perdagangan minyak global, khususnya di Selat Hormuz. Rusia mengecam serangan ke Iran sebagai tidak berdasar, sementara NATO tetap konsisten menentang ambisi nuklir Teheran. Uni Eropa menyebut kondisi saat ini sangat berbahaya, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan penghentian spiral kekacauan melalui jalur diplomatik.

Namun, di tengah kekhawatiran global, secercah harapan muncul. Presiden Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata total.

"Selamat kepada semua pihak! Telah disepakati secara penuh bahwa akan ada GENCATAN SENJATA total... Pada jam ke-12, Israel akan memulai gencatan senjata, dan pada jam ke-24, perang akan secara resmi berakhir," ungkap Trump.

Ia memuji keberanian kedua negara untuk mengakhiri konflik yang disebutnya bisa menghancurkan Timur Tengah. “Ini adalah perang yang bisa saja menghancurkan seluruh Timur Tengah, tapi itu tidak terjadi – dan tidak akan pernah terjadi,” tambahnya.

Pasca pengumuman tersebut, penerbangan sipil di Qatar mulai kembali beroperasi setelah sempat dihentikan. Meski demikian, ketegangan diplomatik dan trauma regional akibat konflik yang berlangsung selama hampir dua pekan ini diprediksi masih akan terasa dalam waktu yang cukup lama.(*)

REPORTER: