Thursday, June 19, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Konflik Israel-Iran: Serangan Balasan, Dampak Global, dan Ancaman Blokade Selat Hormuz

journalist-avatar-top
Rabu, 18 Juni 2025 21.43
konflik_israeliran_serangan_balasan_dampak_global_dan_ancaman_blokade_selat_hormuz

Ilustrasi, Konflik Israel-Iran. (f:metaai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sejak 13 Juni 2025, ketegangan antara Israel dan Iran meningkat drastis setelah Israel meluncurkan Operasi Rising Lion.

Operasi itu sebuah serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan memukul kekuatan militer negara tersebut.

Sebagai respons, Iran membalas dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah Israel, termasuk Tel Aviv.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) bahkan mengklaim telah memperoleh kendali atas wilayah udara regional.

Serangan ini menyebabkan ratusan korban sipil dan memicu gelombang pengungsian besar-besaran dari Teheran.

Dampak Politik Global

- Israel: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai "Hitler modern", serta menyatakan misi untuk "menghapus rezim Iran dari peta politik dunia".

- Amerika Serikat: Mantan Presiden Donald Trump mengecam keras Iran, menyerukan "penyerahan tanpa syarat", dan membuka peluang intervensi militer AS.

- G7: Para pemimpin negara-negara G7, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, mengutuk eskalasi konflik dan mendesak langkah de-eskalasi, menjadikan isu ini fokus utama dalam KTT G7.

- Rusia dan Tiongkok: Kedua negara menilai serangan Israel sebagai tindakan ilegal dan mendorong penyelesaian diplomatik. Rusia secara khusus khawatir akan kehilangan pengaruh strategisnya di Iran.

Dampak Ekonomi Global

- Harga minyak melonjak lebih dari 7%, menembus angka $74–75 per barel, akibat kekhawatiran terganggunya pengiriman melalui Selat Hormuz.

- Investor global disarankan untuk mengambil posisi beli pada emas dan jual pada minyak, dengan prediksi pemulihan cepat jika konflik mereda.

- Inflasi global diperkirakan meningkat sebesar 0,4% di negara-negara maju, sebagai dampak dari lonjakan harga energi.

- Biaya logistik dan pengiriman naik tajam akibat lonjakan premi asuransi dan risiko pengapalan, yang turut menambah tekanan terhadap konsumen.

Ancaman terhadap Energi dan Navigasi Global

- Iran telah mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur strategis yang dilewati oleh 20% pasokan minyak dunia.

- Insiden tabrakan kapal tanker yang terjadi baru-baru ini turut menyoroti peningkatan risiko navigasi di kawasan tersebut dan menguatkan kekhawatiran pasar global.

Dampak Internal dan Regional

- Iran: Memperketat kontrol domestik—memblokir internet, saring media—serta mengerahkan IRGC untuk meredam protes. Rakyat banyak yang mengungsi dari Teheran.

- Israel: Menghadapi tekanan dan militer, termasuk penanganan konflik simultan di Gaza, Lebanon, dan Iran.

- Libya dan Yaman: Aktor proxy Iran seperti Houthi dan milisi Syiah berpotensi melancarkan serangan balasan ke kapal AS atau Israel.

Prospek Jalan Tengah dan Proyeksi Masa Depan

Sejumlah analis menilai masih ada peluang untuk de-eskalasi melalui mediasi oleh negara-negara seperti Turki, Qatar, atau Rusia.

Jika jalur diplomatik berhasil ditempuh, konflik berkepanjangan mungkin dapat dihindari.

Namun, jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, harga minyak global diperkirakan melonjak hingga $100–150 per barel, berpotensi memicu resesi global.

Situasi Krisis di Titik Kritis

Konflik Israel–Iran pada Juni 2025 telah memasuki fase paling berbahaya dengan dimensi sebagai berikut:

1. Militer: Operasi Israel menghantam infrastruktur nuklir Iran secara masif.

2. Politik: Dukungan penuh dari Trump, tekanan dari Netanyahu, dan seruan damai dari komunitas internasional.

3. Ekonomi: Gejolak pasar energi dan inflasi global meningkat tajam.

4. Regional: Ketegangan meluas dengan potensi keterlibatan kelompok proksi dan krisis pengungsi di kawasan.

Keputusan Iran dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu arah konflik — apakah dunia bergerak menuju krisis energi global, atau menemukan jalan keluar melalui diplomasi multilateral.

Jika Iran memilih blokade Hormuz, dunia bisa memasuki krisis energi. Sebaliknya, de-eskalasi cepat masih memungkinkan melalui diplomasi multilateral.

Demikian artikel ini dikutip dari berbagai sumber terpercaya dan kemudian dirangkum dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN