Sunday, September 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Fenomena Miris, Rata-Rata 250 Restoran Tutup Tiap Bulan di Singapura

Minggu, 21 September 2025 22.45
fenomena_miris_ratarata_250_restoran_tutup_tiap_bulan_di_singapura

Kondisi sejumlah restoran di Singapura. (foto:istock/mistar)

news_banner

Singapura, MISTAR.ID

Fenomena miris melanda industri kuliner Singapura. Sepanjang 2024, lebih dari 3.000 bisnis makanan dan minuman (F&B) terpaksa tutup, atau rata-rata 250 restoran gulung tikar setiap bulan. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam hampir dua dekade terakhir.

Beberapa restoran legendaris pun tak mampu bertahan, termasuk Ka-Soh, restoran Kanton berusia 86 tahun yang akan menyajikan sup ikan terakhirnya pada 28 September 2025.

Menurut pemilik generasi ketiga Cedric Tang, menjaga harga tetap terjangkau bagi pelanggan lama membuat Ka-Soh tak mungkin menaikkan harga jual di tengah lonjakan biaya sewa.

Dirangkum dari Channel News Asia, Minggu (21/9/2025), data menunjukkan, pada Juli 2025 saja, 320 restoran tutup, termasuk Burp Kitchen & Bar. Sementara itu, Prive Group menutup seluruh cabangnya per 31 Agustus, bulan yang mencatat 360 penutupan. Bahkan restoran yang masuk dalam Michelin Guide Singapura pun tidak luput dari krisis.

Ketua Singapore Tenants United for Fairness (SGTUFF), Terence Yow, menyebut banyak pemilik usaha menghadapi kenaikan sewa antara 20 hingga 49 persen, bahkan ada yang mencapai dua kali lipat pasca-pandemi. "Ini sesuatu yang belum pernah kita lihat selama 15, 20 tahun terakhir," sebutnya.

Selain sewa, kenaikan biaya tenaga kerja dan penurunan permintaan semakin menekan. Restoran kecil kesulitan bersaing dengan jaringan besar yang mampu menggandakan gaji demi menarik tenaga koki.

Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik Singapura menunjukkan jumlah gerai makanan terus meningkat. Tahun lalu tercatat 23.600 gerai, naik dari 17.200 pada 2016. Meski 3.047 bisnis tutup, lebih dari 3.800 usaha baru muncul, didominasi jaringan bermodal besar yang menyingkirkan restoran independen.

Perubahan perilaku konsumen juga memperparah keadaan. Survei SevenRooms (2023) menunjukkan 59% Gen Z Singapura mencari restoran baru lewat media sosial. Dampaknya, usaha kecil tanpa strategi digital kesulitan bertahan.

Beberapa pemilik restoran mulai beradaptasi dengan promosi online, kerja sama influencer, hingga investasi teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Namun, banyak pihak menilai perlu intervensi pemerintah dalam regulasi sewa dan kuota pekerja asing agar usaha kecil tidak terus tergerus. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN