Saturday, October 25, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

AS Serang Kapal Penyelundup di Karibia, Enam Diduga Anggota Geng Tewas

Mistar.idSabtu, 25 Oktober 2025 20.19
JS
as_serang_kapal_penyelundup_di_karibia_enam_diduga_anggota_geng_tewas

Amerika Serikat mengirim kapal induk dan kapal pendampingnya ke Amerika Latin. (foto:reuters/mistar)

news_banner

Washington, MISTAR.ID

Amerika Serikat (AS0 kembali melancarkan serangan terhadap sebuah kapal yang diduga dioperasikan oleh geng penyelundup narkoba asal Venezuela, Tren de Aragua.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan enam orang tewas dalam aksi yang terjadi di perairan Karibia itu. Pernyataan Hegseth dilaporkan AFP dan disampaikan melalui unggahan di platform X pada Jumat (24/10/2025).

Menurut Hegseth, keenam korban disebutnya sebagai “teroris narkotika” dan berada di atas kapal ketika serangan dilakukan pada malam hari. Ia menegaskan bahwa serangan itu dilancarkan di perairan internasional.

“Enam pria teroris narkotika ada di atas kapal selama serangan, yang dilancarkan di perairan internasional dan merupakan serangan pertama di malam hari,” tulis Hegseth.

Hegseth menambahkan: “Jika Anda seorang teroris narkotika yang menyelundupkan narkoba ke belahan Bumi kami, kami akan memperlakukan Anda seperti kami memperlakukan Al-Qaeda. Siang atau malam, kami akan memetakan jaringan Anda, melacak orang-orang Anda, memburu Anda, dan membunuh Anda.”

Serangkaian serangan laut yang menarget kapal-kapal yang diduga penyelundup narkoba telah dimulai pada awal September 2025. Menurut perhitungan AFP berdasarkan data AS, setidaknya 10 serangan telah dilancarkan di kawasan Karibia dan Pasifik Timur, dengan korban tewas sedikitnya 43 orang.

Pemerintahan AS telah mengerahkan beragam aset militer ke kawasan, termasuk jet tempur F-35, kapal Angkatan Laut, kapal selam bertenaga nuklir, serta gugus tugas lainnya. Laporan CNN, Sabtu (25/10/2025) menyebut Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan opsi operasi lebih luas yang menarget fasilitas pemrosesan kokain dan jalur peredaran narkotika di dalam wilayah Venezuela, meski keputusan akhir belum diambil.

Beberapa opsi yang dikabarkan dibahas meliputi serangan terhadap lokasi-lokasi produksi atau transit narkoba. Sumber CNN menyatakan rencana tersebut masih “di atas meja” dan belum mendapat persetujuan definitif Presiden.

Sebagai bentuk penguatan, Pentagon juga memerintahkan pergeseran gugus serang kapal induk USS Gerald R. Ford menuju wilayah Karibia. Laporan lain menyebut otorisasi CIA untuk operasi rahasia di Venezuela turut diberikan, sementara unit Marinir, kapal perusak, kapal selam, dan pesawat pengintai diposisikan lebih dekat ke kawasan.

Namun otoritas AS hingga kini belum merilis bukti publik yang mengkonfirmasi bahwa sasaran serangan benar-benar merupakan penyelundup narkoba. Hal ini memicu pertanyaan legalitas dari para ahli mengenai kewenangan melakukan serangan mematikan di perairan internasional tanpa upaya intersep, penahanan, atau proses peradilan terhadap awak kapal.

Langkah militer AS juga memicu ketegangan diplomatik di kawasan. Pemerintah Venezuela menuduh AS berupaya menggoyang pemerintahan Presiden Nicolás Maduro.

Dalam beberapa pernyataan publik belakangan, Maduro menyinggung kesiapan militer negaranya, sementara pejabat AS menyebut operasi kontra-narkotika dapat menekan figur-figur yang dekat dengan rezim Caracas.

Sejumlah badan internasional mengingatkan bahwa produksi kokain terpusat di negara lain di Amerika Selatan, sehingga peran langsung pemerintah Venezuela dalam produksi narkotika menjadi perdebatan.

Di sisi legislatif AS, para pejabat memperingatkan bahwa operasi militer skala besar yang menyasar wilayah negara berdaulat kemungkinan memerlukan konsultasi dengan Kongres, meski Presiden Trump menyatakan ia tidak berniat meminta deklarasi perang sebelum mengambil tindakan. “Saya tidak akan serta-merta meminta deklarasi perang,” ujarnya, seraya menegaskan langkah keras terhadap pelaku penyelundupan narkoba. (hm16)


BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN