Usai Ratusan Siswa SMAN 2 Kisaran Sakit Perut, Orang Tua Tolak Menu MBG

Menu MBG yang disajikan di sekolah. (Foto: Perdana/Mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 2 Kisaran menuai sorotan setelah ratusan pelajar mendadak absen sekolah dan mengeluhkan sakit perut usai santap siang, Selasa (2/9/2025).
Kondisi itu menimbulkan keresahan di kalangan orang tua. Sejumlah wali murid mengaku masih trauma dan lebih memilih membekali anak mereka dengan makanan dari rumah dibanding mengandalkan menu MBG.
“Mendengar informasi itu, sebagai orang tua tentu ada kekhawatiran. Memang lebih aman membawa bekal sendiri dari rumah,” kata Indra Kesuma, salah satu orang tua siswa, Senin (15/9/2025).
Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah maupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait belum memberikan klarifikasi atau langkah lanjutan pasca kejadian.
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera memberikan kepastian agar program MBG tidak menimbulkan keresahan baru, mengingat program tersebut sejatinya dihadirkan untuk mendukung kesehatan dan kebutuhan gizi pelajar.
Senada, Misnawati, salah satu orang tua siswa lainnya, mengusulkan agar dana MBG diberikan langsung ke orang tua untuk dikelola secara mandiri.
“Kalau bisa, kasih uangnya saja ke orang tua. Kami yang kelola. Kami tahu cara memasak makanan yang sehat untuk anak-anak,” katanya berharap.
Baca Juga: Ratusan Pelajar di Kisaran Tak Masuk Sekolah Sehari Setelah Konsumsi Menu MBG, Keracunan?
Mereka juga meminta pemerintah meninjau kembali skema pelaksanaan MBG dan memberi ruang partisipasi bagi orang tua.
Diketahui, penyedia makanan program MBG di SMA Negeri 2 Kisaran berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Asahan. Adapun menu makan siang yang disediakan saat itu adalah nasi kuning dengan lauk telur dadar, sambal teri, dan buah anggur.
Kapolres Asahan, AKBP Revi Nurvelani, menegaskan seluruh makanan MBG yang diproduksi melalui dapur SPPG selalu melewati pemeriksaan ketat dari tim Dokkes sebelum dibagikan.
“Seluruh MBG yang disalurkan Polres Asahan sudah memiliki food security, jadi kecil kemungkinan ada kesalahan yang bisa menyebabkan siswa mengalami keracunan,” ujarnya kepada wartawan.
Sistem pengawasan ini, katanya, telah memenuhi standar keamanan pangan (food security), sehingga sangat kecil kemungkinan adanya kesalahan distribusi yang berakibat pada keracunan. (perdana/hm25)