Sunday, July 20, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Tragedi KM Barcelona 5: Kebakaran di Perairan Talise, Tiga Tewas Termasuk Ibu Hamil

journalist-avatar-top
Minggu, 20 Juli 2025 20.08
tragedi_km_barcelona_5_kebakaran_di_perairan_talise_tiga_tewas_termasuk_ibu_hamil_

Ilustrasi, Tragedi KM Barcelona 5: Kebakaran di Perairan Talise. (foto:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kebakaran hebat melanda Kapal Motor (KM) Barcelona 5 saat berlayar dari Kepulauan Talaud menuju Manado, tepatnya di perairan dekat Pulau Talise, Minahasa Utara, pada Minggu (20/7/2025) pukul 12.00 WITA. Tragedi ini menewaskan tiga orang, termasuk seorang ibu hamil, dan memicu kepanikan massal di tengah laut.

Kronologi Kejadian

Kebakaran diduga berasal dari bagian belakang kapal, menyebabkan asap pekat dengan cepat menyelimuti dek utama. Situasi ini membuat penumpang panik, dan banyak di antara mereka terpaksa melompat ke laut tanpa sempat menyelamatkan barang bawaan.

Rekaman video yang tersebar di media sosial memperlihatkan asap tebal membubung tinggi dari kapal, sementara penumpang terlihat berenang menjauh dari kobaran api.

Evakuasi dan Jumlah Korban

Sebanyak 280 penumpang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL (KRI Pari dan KAL Tedung Selar), serta nelayan lokal. Para korban dievakuasi ke Pulau Serei dan Pulau Gangga II untuk penanganan lebih lanjut.

Namun, tiga orang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden ini, termasuk seorang ibu hamil yang merupakan pasien rujukan dari Talaud.

Faktor Risiko dan Kelemahan Sistem

Tragedi ini mengungkap berbagai kelemahan dalam sistem keselamatan laut, antara lain:

Jumlah Pelampung Tidak Memadai: Banyak penumpang tidak mendapatkan pelampung saat melompat ke laut.

Keterlambatan Berlayar: KM Barcelona 5 sempat tertunda keberangkatannya karena cuaca buruk, yang diduga menyebabkan kelelahan awak kapal.

Hambatan Komunikasi: Tim SAR mengalami kesulitan koordinasi akibat buruknya jaringan komunikasi laut di lokasi kejadian.

Respons Cepat Tim SAR

Basarnas Manado mengerahkan KN Bima Sena, serta sejumlah kapal penyelam dari resor selam di sekitar lokasi. Kantor Kesyahbandaran Manado juga turut menurunkan delapan armada bantuan.

Nelayan lokal disebut sebagai pihak pertama yang melakukan pertolongan terhadap para penumpang yang terombang-ambing di laut.

Dokumentasi dan Reaksi Publik

Video dan foto yang tersebar luas memperlihatkan kondisi tragis: penumpang menggendong anak kecil sambil berteriak minta tolong, kapal terbakar di latar belakang, dan kepanikan yang begitu nyata. Teriakan “Tolong kami!” menjadi simbol keterbatasan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat.

Pertanyaan yang Belum Terjawab

Penyebab Kebakaran: Dugaan sementara adalah korsleting listrik atau kebocoran mesin. Namun, investigasi resmi masih berlangsung.

Jumlah Penumpang: Data resmi jumlah penumpang dan manifest kapal belum diumumkan oleh otoritas terkait.

Kelaikan Kapal: Standar keselamatan dan kesiapan darurat kapal kembali menjadi sorotan, khususnya untuk rute-rute terpencil.

Pelajaran dan Tindak Lanjut

Tragedi ini menjadi panggilan mendesak bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk:

Melakukan Audit Keselamatan Transportasi Laut secara menyeluruh, terutama di rute antar-pulau.

Meningkatkan Armada SAR di kawasan kepulauan seperti Talaud dan Likupang.

Mewajibkan Simulasi Keadaan Darurat bagi seluruh penumpang dan awak kapal.

Insiden KM Barcelona 5 menjadi pengingat keras akan masih rapuhnya sistem keselamatan laut di Indonesia. Meski ratusan nyawa berhasil diselamatkan berkat kecepatan dan kepedulian tim SAR serta warga sekitar, kehilangan tiga korban jiwa—terutama ibu hamil—tidak boleh dianggap sebagai angka semata.

Langkah konkret harus segera diambil agar tragedi serupa tak kembali terulang di masa depan.

Artikel ini dikurasi dari berbagai sumber terpercaya dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI). (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN