Thursday, May 8, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Tawuran di Belawan Resahkan Pedagang dan Pekerja, Polisi Diminta Tegas

journalist-avatar-top
Rabu, 7 Mei 2025 15.45
tawuran_di_belawan_resahkan_pedagang_dan_pekerja_polisi_diminta_tegas

Sejumlah warga terpaksa menghentikan kendaraanya dan berlindung di tempat yang lebih aman menunggu petugas keamanan datang untuk menghentikan tawuram. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Maraknya aksi tawuran antar remaja di wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan, khususnya di sekitar Jalan Stasiun, Kelurahan Belawan II, menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Salah satu yang paling terdampak adalah Lili, 56 tahun, seorang pedagang kaki lima yang sudah berjualan aneka mie, nasi goreng, dan minuman ringan selama hampir 13 tahun di pinggiran rel kawasan Belawan.

“Kami, kalau normal, bisa mencapai 1 juta bang penjualan (dalam) semalam. Sekarang untuk dapat Rp300 ribu saja, kami susah. Warung kini sering tutup takut terdampak tawuran,” ujar Lili, Rabu (7/5/2025).

Lili menceritakan pengalaman pahit ketika dirinya sudah mempersiapkan seluruh bahan dagangan, namun harus membatalkan jualan karena tawuran berlangsung dari malam hingga pagi.

"Semua belanjaan yang sudah dipersiapkan untuk dijual dibatalkan demi keamanan. Jangankan untung, pulang modal pun tidak," ujar bapak tiga anak yang berjualan dipinggiran rel itu dengan nada sedih.

Dampak tawuran juga dirasakan oleh pekerja malam. Madan, 32 tahun, warga Labuhan Deli yang bekerja di sebuah depo kontainer, mengatakan bahwa tawuran sering mengganggu perjalanan menuju tempat kerja.

"Saat dapat ship masuk malam, begitu mau berangkat kerja, di jalan terjadi tawuran hingga terlambat masuk, dan pernah tidak jadi berangkat kerja, pulang lagi ke rumah, dari pada nyawa melayang," tuturnya.

Ia berharap kepada aparat penegak hukum (APH) agar bertindak tegas terhadap pelaku tawuran karena memang sudah sangat meresahkan masyarakat.

"Coba abang bayangkan, di tengah jalan raya mereka jelas-jelas tanpa takut menenteng berbagai senjata tajam secara bergerombol, apa kita melihatnya tidak takut, dan terpaksa menghindar," ujarnya.

Tidak hanya kepada pedagang dan pekerja, sopir angkutan kota (angkot) juga ikut merasakan dampaknya. Salah satunya, Nasution 32 tahun, sopir angkot trayek Morina 81 jurusan Belawan – Amplas.

Ia menyebutkan bahwa jika terjadi tawuran, mereka harus memutar arah atau memarkirkan kendaraan ke tempat yang aman. Karena, kalau ada tawuran, penumpang juga takut naik ke angkotnya.

Nasution sangat berharap agar pihak APH rutin melakukan siaga di lokasi yang rawan terjadi aksi tawuran.

"Aparat penegak hukum harus rutin bersiaga di tempat yang rawan tawuran agar masyarakat bisa tenang menjalani kehidupan sehari-hari," ujarnya. (kamaluddin/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES