Sederet Fakta Tewasnya Azwar, Korban Penipuan Kerja dan Tewas di Kamboja

Azwar semasa hidup. (foto: Facebook)
Asahan, MISTAR.ID
Kisah memilukan datang dari Azwar, 32 tahun, warga Kelurahan Bunut, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Ia meninggal dunia di Kamboja pada 10 Juni 2025 setelah menjadi korban penipuan agen kerja ilegal yang mengirimnya untuk bekerja di perusahaan penipuan daring.
Jenazah Azwar baru bisa dipulangkan ke tanah air hampir dua bulan setelah kematiannya, dan dimakamkan di kampung halaman, Jumat (8/8/2025).
Berikut 7 fakta tragis yang merangkum perjalanan hidup Azwar hingga akhir hayatnya di negeri orang:
1. Dijanjikan Kerja sebagai Penyanyi di Malaysia
Sekitar April 2025, Azwar menerima tawaran kerja dari seorang pria berinisial A, warga Medan. Ia dijanjikan pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia, dengan bayaran sekitar USD 800 (sekitar Rp13 juta) per bulan. Tawaran itu sejalan dengan profesinya selama ini di dunia hiburan.
2. Malah Dikirim ke Kamboja dan Dipaksa Bekerja di Perusahaan Penipuan
Alih-alih ke Malaysia, Azwar justru diberangkatkan ke Kamboja dan dipaksa bekerja di perusahaan penipuan daring (online scam). Ia mengalami tekanan berat, termasuk ancaman dan target kerja yang tidak masuk akal. Ketika gagal memenuhi target, Azwar dikabarkan 'dijual' ke perusahaan lain.
"Dia syok, jatuh sakit, dan tidak kuat kerja. Akhirnya dipindah-pindahkan," ujar Rizal, anggota keluarga, Senin (23/6/2025).
3. Minta Pulang dan Diminta Tebusan Rp40 Juta
Saat kondisinya memburuk, Azwar meminta bantuan kepada keluarga agar bisa pulang ke Indonesia. Namun, ia justru diminta membayar tebusan Rp40 juta. Keluarga sempat mengirim Rp15 juta sebagai uang muka, tapi setelah itu komunikasi terputus.
Sebuah video call terakhir menunjukkan Azwar dalam kondisi sangat lemah, meminta pinjaman agar bisa segera pulang.
4. Kabar Kematian yang Penuh Kejanggalan
Menjelang Iduladha, keluarga menerima kabar duka, Azwar meninggal dunia pada 10 Juni 2025. Pihak di Kamboja menyebut ia tewas karena melompat dari lantai tiga gedung. Namun, keluarga meragukan kebenaran versi tersebut karena belum melihat langsung kondisi jenazah.
5. Dugaan Kekerasan di Tempat Kerja
Informasi yang diterima keluarga menyebut Azwar mengalami kekerasan fisik di tempat kerja, termasuk disetrum dan dipukul. Kabar ini memperkuat dugaan bahwa kematiannya bukan murni karena bunuh diri.
"Kami ragu dia lompat. Jenazah pun belum kami lihat secara langsung saat pertama kabar itu datang," kata Rizal.
Baca Juga: KBRI Imbau WNI di Kamboja Tetap Waspada
6. Pemulangan Jenazah Terkendala Jalur Ilegal dan Biaya Tinggi
Karena keberangkatan Azwar ke luar negeri tidak melalui jalur resmi, proses pemulangan jenazah menjadi sangat rumit. Awalnya, pihak KBRI Phnom Penh memperkirakan biaya pemulangan mencapai Rp160 juta. Berkat bantuan pemerintah RI dan pihak pengelola gedung tempat Azwar bekerja, biaya akhirnya ditanggung sepenuhnya.
Jenazah diterbangkan dari Kamboja dengan Malaysia Airlines dan tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Jumat (8/8/2025) pagi.
7. Jenazah Disambut Isak Tangis Keluarga
Sekitar pukul 12.45 WIB, peti jenazah tiba di rumah duka dan disambut tangis histeris keluarga serta warga sekitar. Suasana haru menyelimuti pemakaman yang dilakukan di TPU Kelurahan Sidomukti, Kisaran Barat.
“Proses ini panjang dan melelahkan. Tapi kami bersyukur adik kami akhirnya bisa pulang dan dimakamkan di kampung halaman,” kata Abdul Aziz, adik Azwar. (perdana/hm24)